Padahal, kata Handoyo, sebelum berangkat ke sawah, ia masih melihat Rehan bersama teman-temannya duduk-duduk di teras rumah.
Handoyo pun sempat meminta Rehan membeli bekatul untuk pakan ayam di rumah.
Rehan bahkan sempat meminta uang sebesar Rp 4 ribu kepada Handoyo untuk jajan.
"Ternyata itu permintaan terakhir dari dia (Rehan)," lirih sang ayahanda.
Meski demikian, Handoyo mengaku tidak memiliki firasat apa pun tentang kematian putranya.
Handoyo mendapat kabar putra bungsunya tenggelam di embung penampungan air ketika sedang berada di sawah.
Seketika, Handoyo mengaku langsung lemas.
Dilarikan ke Klinik
Rehan Ma'ruf (13), korban tenggelam di embung penampungan air Desa Purworejo, Kecamatan Negrikaton, Pesawaran, ditemukan oleh warga sekitar.
Pelajar SMP tersebut tewas tenggelam setelah mandi bersama 3 rekannya di embung.
Itu setelah warga tersebut mencarinya di embung penampungan air itu.
Sesaat setelah ditemukan, korban sempat dilarikan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
"Dibawa ke Klinik Kesehatan Desa Purworejo dan diperiksa oleh dokter," ungkap Kapolres Pesawaran AKBP Popon Ardianto Sunggoro melalui Humas Polres Pesawaran.
Ditambahkan Popon, dokter memberi keterangan bahwa korban meninggal akibat tenggelam.
Adapun saksi-saksi, lanjut dia, atau pun teman korban mandi juga menerangkan bila Rehan meninggal akibat mandi dan tenggelam di embung penampungan air itu.
Rehan sempat memegang kaki rekannya sebelum akhirnya tenggelam.
Popon mengungkapkan, upaya tersebut dilakukan korban sebelum tewas tenggelam.
"Korban sempat memegang kaki salah seorang temannya yang juga mandi," ungkap Popon.
"Namun terlepas hingga tenggelam," imbuh Popon.
Hal tersebut, kata Popon, diketahui dari keterangan ketiga rekan korban.
(Tribunlampung.co.id/Robertus Didik Budiawan)