Luhut mengaku tidak membayangkan cucunya paling besar menjadi seorang aktivis.
Menurut Luhut, Faye mulai menjadi aktivis di bidang "child trafficking" sejak usia 11 tahun.
Sebelumnya, di usia 8 tahun, kata Luhut, Faye menggalang "fund raising" untuk anak-anak korban meletusnya Gunung Merapi di 2010.
"Baru beberapa hari ini saya kaget juga dia bisa raising fund dari berbagai macam sumber dan mendapatkan hampir Rp 1 milyar untuk membantu anak-anak korban pelecehan seksual," tulis Luhut.
Ada hal yang Luhut takutkan dari Faye.
"Yang saya takutkan bukanlah bidang yang dia pilih. Tapi saya lebih khawatir Faye menjadi lebih cepat dewasa. Inilah PR kami, terutama orang tuanya, untuk menjaga Faye," ujarnya.
Luhut pun bangga dengan aktivitas Faye sebagai seorang aktivis perempuan dan anak.
"Saya bangga dengan Faye @chocodaawg , cucu saya yang paling besar ini. Karena dia melakukan betul apa yang kami ajarkan, yaitu “giving back”. Jangan mau menerima saja, tapi kita juga musti mau memberi. Inilah salah satu nilai kehidupan yang kami tanamkan pada anak-anak dan cucu-cucu di keluarga kami," tulis Luhut.
(tribunlampung.co.id)