TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Pringsewu merenggut dua nyawa warga Bumi Jejama Secancanan.
Sedangkan warga yang harus menjalani perawatan medis akibat terinfeksi virus dengue ini mencapai ratusan orang.
Kepala Dinas Kesehatan Pringsewu Purhadi mengungkapkan dua orang warga yang tewas oleh virus yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti ini berasal dari dua dari sembilan kecamatan di Kabupaten Pringsewu.
Yaitu Kecamatan Gadingrejo di Pekon Wonodadi dan Kecamatan Pringsewu di Kelurahan Fajaresuk.
• Modus Kasih Subsidi Angsuran, Salesman Mobil di Bandar Lampung Tipu Korbannya hingga Miliaran
• Tanggap Darurat Penyebaran DBD, Diskes Tulangbawang Fogging Kampung Banjar Dewa
• Puncak Musim Hujan Sudah Lewat, Warga Bandar Lampung Pilih Bersih-bersih Rumah Antisipasi DBD
"Kasus DBD di Pringsewu hingga akhir Februari kemarin terdata sebanyak 565 kasus," ungkap Purhadi, Minggu, 22 Maret 2020.
Rincinya, kata Purhadi, sebanyak 193 kasus di Januari 2020.
Namun jumlah tersebut meningkat 179 kasus di Februari 2020 menjadi 372 kasus.
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya dua orang meninggal akibat DBD.
Oleh karena itu lah, Purhadi mengimbau masyarakat untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Pemerintah Kabupaten Pringsewu juga telah menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak di sembilan kecamatan Bumi Jejama Secancanan.
Wakil Bupati Pringsewu Fauzi memonitoring langsung gebrakkan PSN di Kecamatan Pagelaran pada Jumat, 20 Maret 2020 kemarin.
Ketika itu, Fauzi bersama jajaran meninjau sejumlah rumah warga.
Sekaligus memeriksa setiap sudut dan lingkungan guna memastikan tidak ada tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk dan tempat perkembangbiakan jentik nyamuk.
Seperti, genangan air, bak mandi, dan lainnya.
Tak hanya melakukan peninjauan, Fauzi juga ikut membersihkan tempat-tempat yang dapat dijadikan sarang nyamuk.
Dalam kesempatan tersebut, Fauzi meminta masyarakat selalu waspada dengan melakukan kegiatan bersih-bersih secara bergotong royong.
Tujuannya dalam rangka mencegah penularan dan penyebaran penyakit DBD.
Di antaranya dengan 3M plus. Yaitu menguras, menutup dan mengubur.
"Mari lindungi diri kita dan keluarga kita dari DBD. Dengan kebersamaan, kita yakin bisa mencegah dan menanggulangi agar masyarakat bisa terhindar dari DBD" ajaknya.
Kasusnya Turun dari Tahun Lalu
Kepala Dinas Kesehatan Pringsewu Purhadi menyebutkan, kasus DBD di Kabupaten Pringsewu telah memasuki urutan nomor dua di Indonesia.
Kendati begitu, Purhadi mengatakan, kasus DBD di Bumi Jejama Secancanan turun dari tahun sebelumnya.
Purhadi mengungkapkan, kasus DBD pada Januari-Februari 2019 terdata sebanyak 1200-an kasus.
Sedangkan, Januari-Februari 2020 ini hanya 565 kasus. Sehingga penurunannya mencapai 635 kasus.
"DBD turun dari tahun lalu, tapi Pringsewu urutan kedua se Indonesia," ungkapnya. (Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C)