TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Hasil rapid tes pasien PDP corona bocor ke publik. Kepala laboratorium dicopot dan seluruh pegawainya dikenai sanksi pembinaan.
Beredarnya hasil rapid test perempuan PDP positif Covid-19 di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah beberapa waktu lalu menuai kontra.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati bahkan langsung mencopot Kepala Laboratorium RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.
Tidak hanya itu seluruh petugas di laboratorium akhirnya dilakukan pembinaan.
"Kami ambil tindakan tegas seluruh petugas di laboratorium harus kita lakukan pembinaan, kepala laboratorium kami ganti. Di mana etikanya dan bagaimana melanggar etikanya semua sudah melakukan hal yang tidak bisa dibenarkan," kata Bupati Yuni, Selasa (14/4/2020).
• Kondisi Terbaru Twindy Rarasati Setelah Sepekan Dirawat di Ruang Isolasi karena Virus Corona
• Sejoli Tewas Tanpa Busana di Rumah Mewah Awalnya Diduga Corona, Ternyata Mati Diracun
• Masker Disediakan Gratis untuk Siapa Saja, 3 Pria Terekam CCTV Jarah Semua Masker
Yuni menegaskan, hal tersebut tentu harus dipertanggungjawabkan oleh kepala laboratorium.
Tidak terkecuali Direktur RSUD dr Soehadi Prijonegoro dan seluruh jenjang mendapatkan punishment.
"Semua harus menerima (punishment) tergantung nanti tahapan dari tahapan tersebut.
Ini untuk pembelajaran semua agar tidak mudah mengeshare sesuatu yang menjadi kerahasiaan," tegas Yuni.
Yuni menerangkan dokumen tersebut ialah bagian dari dokumen rekam medis dan jelas-jelas merupakan dokumen rahasia yang tidak boleh tersebar.
"Tanpa seizin pasien dokumen itu tidak boleh diakses oleh siapapun, ini nanti apabila berkepanjangan akan ada dampak implikasi hukum apabila pasien keberatan terhadap keadaan ini," lanjut Yuni.
Kendati demikian, Yuni kini menyerahkan sepenuhnya kepada RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen untuk melakukan pembinaan dan melakukan tracking terhadap permasalahan ini.
Yuni bahkan meminta pihak RSUD dr Soehadi Prijonegoro menyelesaikan masalah tersebut dan segera bisa melaporan masalah itu sedetail-detailnya.
"Ini sudah bukan lagi teguran keras, saya sudah sangat keras kepada siapapun akhir-akhir ini, karena semuanya sudah harus kondisi stand by dan tidak boleh ada kesalahan sedikit pun," tegasnya.
Kendati demikian Yuni menyampaikan telah menganggap masalah tersebut sudah selesai. Kini ia memfokuskan pada kondisi dan situasi pasien yang sedang dalam perawatan.