Sementara Edi Yalismi menambahkan, konstruksi bangunan jembatan tidak kuat, besi penyangga pun hanya seadanya.
"Jembatan tidak solid, ada rongga di bawah jembatan itu yang buat sisi jembatan patah sehingga ambles. Kalau ini jelas karena kualitas buruk bukan karena alam," tambah Edi.
Sementara, dari keterangan warga, yakni Hamdani, patahnya jembatan diketahuinya saat baru tiba di rumah setelah dari masjid usai salat tarawih.
"Saya habis pulang dari masjid, tidak ada hujan saat itu tapi tiba-tiba ada suara gemuruh, jembatannya ambles," kata Hamdani.
Jembatan itu biasanya hanya dilewati sepeda motor atau orang yang berjalan kaki.
Adanya jembatan untuk jalan pintas warga yang ingin ke kebun atau aktivitas kerja lainnya.
Saat ini warga yang gunakan sepeda motor harus berputar. (tribunlampung.co.id/tri yulianto)