Cerita UMKM Jalani Usaha Saat Corona, Parsel Diprediksi Turun 50%, Jualan Kolang Kaling Meningkat

Penulis: joeviter muhammad
Editor: martin tobing
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menyambut momentum Idul Fitri, pekerja sedang menghias parcel di Perumahan Bukit Kencana, Sukabumi, Minggu (10/5/2020).

Laporan Reporter Tribun Lampung M Joviter Husein dan Hanif Risa Mustafa

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Momentum Hari Raya Idul Fitri selalu dimanfaatkan pelaku usaha untuk menjual parcel atau bingkisan.

Khusus tahun ini, usaha yang dijalani menghadapi tantangan berat imbas Pandemi Covid-19. Seperti apa ceritanya?

Pemilik Lampung Parcel Stefen mengatakan, penjualan parsel tahun ini diprediksi turun sekitar 40-50 persen. Ia juga tak muluk memproduksi pasar dalam jumlah besar.

“Kalau tahun lalu dipertengahan puasa, produksi 1.000 set parcel, sekarang baru 600 parcel. Kami tetap semangat menjalankan usaha meski keuntungan yang didapat tak seberapa dibandingkan tahun sebelumnya," jelasnya.

Tak ada pilihan, agar sejumlah karyawan yang diperkerjakan masih mempunyai sumber pemasukan," ujar Stefen, Minggu (10/5/2020).

VIDEO Dampak Pandemi Covid-19, Ruben Onsu Terpaksa Rumahkan Ribuan Karyawan

4 Rumah Pesohor Tanah Air yang Dilapisi Emas 22 Karat, Salahsatunya Berdiri di Samping Kandang Ayam

Bukan di Kalibata, Djoko Santoso Dimakamkan di San Diego Hills

Cara Hitung THR Tahun 2020 yang Benar, serta Rumusan Cara Hitung THR

Stefen menambahkan, konsumen parcel masih didominasi dari instansi pemerintah maupun swasta. Namun, tahun ini pembeli perseorangan justru mengalami peningkatan.

Menurutnya, konsumen noncorporate ini meningkat lantaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah kota besar. Pembatasan ini otomatis membuat kaum urban tak bisa pulang ke kampung halamannya.

“Konsumen perseorangan ini menjadikan parcel sebagai penggantinya. Perbandingannya 60 persen dari instansi, 40 persennya orang orang yang gak bisa mudik," jelas Stefen.

Ia menyatakan, parcel yang dibanderol harga variatif mulai Rp 100 ribu-Rp 2,5 juta.

"Kami juga kerjasama dengan pengusaha parcel luar kota lain. Jadi bisa saling bantu cari konsumen, karena sekarang ini memang keadaan sedang sulit sekali," jelasnya.

Artika Wardani, pembeli parsel menerangkan, ia memesan parsel untuk perusahaan tempatnya bekerja. Ia juga membeli untuk dikirim ke kampung halaman.

Warga Tanjungkarang Pusat ini memesan dua paket parcel buat mertua dan kerabat suaminya di Binjai, Sumatera Utara. "Planning lebaran tahun ini di kampung halaman suami,” ujarnya.

“Melihat pandemi Corona saat ini tak memungkinkan untuk merayakan lebaran di kampung halaman. Mau gak mau tunda mudik, sebagai gantinya suami juga sepakat untuk berkirim parcel saja," kata ibu dua anak ini.

Pelaku usaha lainnya yang berjuang ditengah pandemi Covid-19 adalah usaha kolang kaling di Kampung Peninjauan Kelurahan Sukarame II Telukbetung Barat, Bandar Lampung. 

Rudi salah satu perajin mengatakan, permintaan kolang-kaling ditengah wabah Corona masih terus ada. Masuk pertengahan Ramadan, permintaan akan menurun.

"Sudah biasa kalau pertengahan, karena stok banyak," tuturnya.

Ia menjelaskan, mampu memproduksi kolang kaling dari buah aren seberat 200 kilogram per hari. "Buahnya ambil dari Krui dan Liwa," tandasnya.

Sumirah, perajin kolang kaling lainnya menerangkan, perajin salah prediksi. "Warga sini itu biasanya buat kolang-kaling kalau lebaran,” ujarnya.

Tapi karena Corona, takutnya barang gak bisa keluar atau ngejual makanya gak buka. Eh malah yang buka sekarang malang kewalahan pesenan," sebutnya.

Ia menyatakan, pesanan kolang-kaling terus meningkat. Pihaknya justru saat ini kekurangan bahan baku buah aren. (*)

Berita Terkini