Kasus Corona di Pringsewu

Pasien Positif Covid-19 Asal Teluk Pandan Pesawaran Sembuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPP) Kabupaten Pesawaran Dr. Aila Karyus. Pasien Positif Covid-19 Asal Teluk Pandan Pringsewu Sembuh

Sedangkan pasien 91 adalah perempuan usia 57 tahun, warga Lamsel.

Pasien OTG ini memiliki riwayat kontak erat dengan pasien 54. Ia juga sedang isolasi mandiri dengan kondisi badan sehat.

Kemudian pasien 92, OTG insial WY berjenis kelamin perempuan.

Warga Pesawaran usia 51 tahun ini keluar hasil uji swabnya pada 18 Mei dan sedang isolasi mandiri. Kasus positif lainnya, pasien 93, berusia 57 tahun. Laki-laki warga Lampung Tengah ini memiliki kontak erat dengan pasien 94, santri dari Temboro.

Saat ini isolasi mandiri dengan kondisi tubuh sehat.

Masih dari klaster Temboro, yaitu pasien 94, laki-laki asal Lampung Tengah berumur 24 tahun.

Ia santri dari Temboro, di mana pada 7 Mei lalu melakukan uji swab yang hasilnya positif.

Tidak ada keluhan dari pasien yang saat ini sedang perawatan di RSUD Demang Sepulau Raya, Lamteng.

Sedangkan pasien 95 merupakan remaja laki-laki 13 tahun, warga Lamteng.

Ia OTG yang memiliki kontak dengan pasien 93.

Saat ini, kondisinya sehat dan sedang isolasi mandiri di rumah.

Lalu pasien 96 laki-laki berumur 16 tahun warga Lamteng, yang merupakan santri Temboro. Saat ini sedang isolasi mandiri.

Kemudian pasien 97, laki-laki umur 24 tahun, warga Lamteng, yang memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta.

Pasien 98, laki-laki umur 29 tahun, juga warga Lamteng, dengan riwayat perjalanan dari Gowa.

Pasien 99, laki-laki berumur 39 tahun warga Lamteng, yang juga memiliki riwayat perjalanan dari Gowa.

Kemudian pasien 100 yang berumur 35, perempuan inisial A, warga Metro.

Ia positif hasil dari tracing pasien 61. OTG ini tidak pernah melakukan perjalanan keluar daerah.

Saat ini kondisi tubunhnya sehat dan isolasi mandiri.

Sedangkan pasien 101 merupakan laki-laki usia 69 tahun, warga Tanggamus yang sebelumnya berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Pasien tersebut memiliki perjalanan dari Gowa dengan gejala demam, batuk, sesak napas, dengan penyakit penyerta hipertensi dan jantung. Pada 10 Mei lalu, pasien tersebut meninggal dunia.

Ia positif berdasarkan hasil uji swab dari Palembang pada 18 Mei.

"Kalau hasil tracing tidak benar, maka tidak mungkin ada banyak kasus positif ini. Semua data dari tim surveillance ini benar, apa adanya," kata Reihana.

"Masyarakat jangan resah, karena kami telah bekerja dengan jujur," imbuhnya.

Ketahui Klaster

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandar Lampung dr Aditya M Biomed menjelaskan tujuannya mengetahui klaster pasien adalah mempermudah identifikasi dan pendataan pasien bagi tenaga medis.

"Terutama untuk melihat hasil tracing oleh tim surveillance dalam mendata pasien. Dengan data yang akurat, maka akan mempermudah tim medis menemukan pasien untuk penyembuhan," katanya, Kamis.

Aditya mengungkapkan tracing (pelacakan) berdasarkan klaster dengan cara memeriksa dengan siapa saja si pasien berhubungan dalam 14 hari ke belakang.

Terkait penambahan drastis pasien positif dari klaster Temboro, Aditya menyebut sangat wajar.

Pasalnya, tradisi di pesantren sangat guyub.

"Jadi sangat sulit memang. Budaya di pesantren untuk melakukan sosial distancing, ini dilematis. Penyebaran virus bisa sangat mudah dengan cepat," ujar Aditya. "Apalagi mereka para santri yang usia remaja ini terkadang tidurnya berdekatan, sehingga proses pemindahan virus akan lebih gampang," sambungnya. (Tribunlampug.co.id/Robertus Didik/Bayu Saputra)

Berita Terkini