Amnesty Minta Polisi Usut Tuntas Terkait Ipar Muisi Edo Kondologit yang Tewas di Tahanan

Penulis: Aditya Mulyawan
Editor: Romi Rinando
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/7/2019).

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid meminta polisi mengusut tuntas dugaan penganiayaan kepada adik ipar penyanyi Edo Kondologit, George Karel Rumbino alias Riko (21).

Riko tewas dengan luka tembak dan penganiayaan di dalam sel tahanan Polres Sorong, Papua Barat.

Selain kasus Riko, Amnesty International Indonesia menyoroti kasus penembakan oleh aparat kepolisian Makassar terhadap tiga pemuda.

Usman menilai, kedua kasus tersebut menunjukkan kesewenang-wenangan polisi dalam melakukan proses hukum.

"Kasus ini kembali menunjukkan kesewenang-wenangan polisi dalam menggunakan kekuasaannya dan senjata api dalam melakukan proses hukum," ujar Usman dalam keterangan tertulis, Senin (31/8/2020).

Usman mengatakan, senjata api seharusnya digunakan untuk keadaan genting.

Senjata api tidak boleh digunakan kecuali mutlak diperlukan dan tak bisa dihindari lagi demi melindungi nyawa seseorang.

"Jika hanya ingin melerai aksi pengeroyokan warga, seperti yang terjadi di Makassar, atau memberi peringatan, seperti yang terjadi di Sorong, itu sudah di luar proporsi. Jika sudah sampai merampas hak hidup, maka ini adalah pelanggaran HAM berat," ujar dia.

Edo Kondologit Tak Terima Adiknya Tewas, Polisi Beri Penjelasan (facebook)

 

Adik Ipar Edo Kondologit Meninggal di Kantor Polisi: Alasannya Apa Ditembak 2 Kali?

Edo Kondologit Tak Terima Adiknya Tewas, Polisi Beri Penjelasan 

Baru Sehari di Tahanan, Adik Musisi Edo Kondologit Meninggal Luka Lebam dan Tembakan

 

Oleh karena itu, Usman meminta aparat kepolisian melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap dua kasus ini.

Proses hukum, kata Usman, juga harus dilakukan secara transparan dan tidak rekayasa.

 
"Jangan ada yang ditutup-tutupi dan direkayasa. Keluarga para korban berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan sampai ada impunitas hukum seperti yang selama ini terjadi," ucap Usman.

Menurut dia, selama ini, aparat negara, baik dari kepolisian maupun TNI yang melakukan tindak kriminal terhadap masyarakat sipil sangat jarang melewati proses peradilan yang adil.

Hal tersebut, kata dia, mengindikasikan kentalnya impunitas hukum dalam kedua institusi tersebut.

"Keadilan harus ditegakkan. Pelaku harus mendapatkan hukuman pidana yang adil, bukan hanya sanksi disiplin institusional," ucap Usman. 

Sebelumnya, viral di media sosial video penyanyi sekaligus politisi PDI-P Edo Kondologit terlihat emosi.

Halaman
12

Berita Terkini