Satya biasa bersepeda setiap Rabu dan Jumat malam di kawasan Pahoman, Bandar Lampung, bersama komunitasnya.
Sementara setiap Minggu pagi, ia mengambil rute agak jauh, seperti ke Tarahan, Lampung Selatan, hingga Telukbetung.
Puas dengan Kualitas
Tak hanya kalangan legislatif dan ASN, pengusaha juga "terpapar" booming sepeda selama pandemi Covid-19.
Adalah Harisdian, pemilik showroom mobil bekas di Jalan Pangeran Antasari, Bandar Lampung, yang membeli sepeda pada April lalu.
Pria 33 tahun ini membeli sepeda merek Fnhon yang harganya Rp 25 juta.
"Sebenarnya hobi sepeda sejak beberapa tahun lalu. Cuma memang sempat vakum satu tahun karena kesibukan. Mulai hobi sepeda lagi tahun ini karena pandemi," katanya.
Harisdian tak mempersoalkan harga sepedanya yang mencapai puluhan juta.
Meskipun harganya relatif tinggi, tetapi ia puas dengan kualitasnya.
"Sepeda lipat, rakitan. Enteng, nyaman dipakai, mudah disimpan," ujarnya.
"Bersepeda itu asyik. Selain bikin sehat dan tidak mudah sakit, bersepeda juga bisa dilakukan bersama teman," sambungnya.
Harisdian biasa bersepeda pada Senin dan Jumat malam, serta Minggu pagi. Rutenya mengelilingi Kota Bandar Lampung.
"Kalau Minggu pagi, keliling kota sambil cari sarapan," katanya.
Gaya Hidup
Komunitas Sepeda Lipat Lampung mengungkap, bersepeda sebenarnya sudah mulai menjadi tren di Lampung beberapa tahun lalu. Namun, tren ini menjadi booming sejak pandemi Covid-19.