TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang pemuda 20 tahun di Belitung Timur, hilang diduga diterkam buaya besar di Teluk Merambai, Tanjunglabun, Desa Limbongan.
Untuk mencari keberadaan pemuda 20 tahun diduga diterkam buaya besar, yang diketahui bernama Dandi itu, empat dukun melakukan ritual adat.
Keempat dukun atau tokoh adat ini dilibatkan untuk mencari pemuda 20 tahun diduga diterkam buaya besar, karena daerah tersebut merupakan perbatasan teritorial.
Keempat dukun ini adalah Kik Sadi (Dukun Kampong Limbongan), Dukun Air dan Dukun Buaya Desa Batu Penyu dan dukun air Kampong Batu Air.
• Sebelum Diterkam Buaya Besar, Sugiarti Sempat Mengeluh Sakit Perut dan Mau Buang Hajat
• Nasib Buaya Besar Disetrum Warga, Tubuh Sugiarti Akhirnya Dilepaskan dari Mulutnya
Saat proses pencarian, dukun tampak turun ke perairan.
Menurut kepercayaan, para dukun air iini sedang berkomunikasi dan meminta petunjuk di mana keberadaan korban.
Pantauan posbelitung.co, warga pun berjejer di atas pelabuhan melihat dukun air itu beraksi.
Dia tampak mengahadap ke arah batas air dan daratan.
Dukun lainnya juga meminta pakaian yang dikenakan korban agar ditancapkan di sebatang kayu tepat di lokasi korban diterkam.
Selain itu, dukun lainnya, minta tim pencarian pemuda 20 tahun diduga diterkam buaya besar itu, ke arah muara Sembulu.
• Buaya Seukuran Raksasa Akhirnya Muntahkan Tubuh Sugiarti
• Dicari Berjam-jam, Tubuh Sugiarti Ditemukan di Dalam Mulut Buaya
Demikian update terkini proses pencarian korban serangan buaya itu pada hari kedua, Selasa (26/1/2021).
Detik-detik Dandi Diterkam Buaya
Seekor buaya dengan panjang sekitar 6 meter menerkam Dandi, warga Belitung Timur, yang tengah memancing, Senin (25/1/2021) kemarin.
Peristiwa serangan buaya ini terjadi di Teluk Merambai, Tanjunglabun, Desa Limbongan, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Paman korban, Bani menjadi saksi kejadian serangan buaya.
Dia trauma.
Saat kejadian, Bani berada sekitar 50 meter dari korban buaya ganas tersebut.
Bani melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana buaya besar itu menerkam bagian pinggang dan menyeret keponakannya.
Dia melihat langsung keponakannya sempat timbul lalu tenggelam lagi diseret buaya buas ini.
"Tidak tega saya ke tempat itu lagi. Kemarin sekitar setengah empat sore, saya sempat melihat pertama saya lihat tangan kemudian buaya intu mengangkat badan (korban) menghadap saya, lalu tenggelam, timbul lagi ditengah," ucap Bani.
Bani juga sempat berteriak ke arah buaya itu.
Dia meminta agar keponakannya dilepaskan.
Menurut dia, saat itu keponakannya sudah tak berdaya.
"Lepaskan," ujar Bani menirukan teriakannya.
Tim SAR Gabungan turun bawa senapan serbu
Setelah mendapatkan laporan, Tim SAR gabungan turun melakukan pencarian korban serangan buaya di sekitar Teluk Merambai, Tanjunglabun, Desa Limbongan, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Satu unit senapan serbu berwarna hitam turut dibawa pada pencarian ini.
Pencarian korban serangan buaya ini pun akan dilanjutkan pada Selasa (26/1/2021).
Wartawan posbelitung.co Suharli melaporkan, senapan serbu itu dilengkapi dua magazine berisi peluru tajam.
"Pencarian dilanjutkan. Tim SAR gabungan mengerahkan dua rubber boat, satu perahu dolphin, dan satu perahu warga," ujar Suharli, Selasa (26/1/2021).
Rencananya pencarian akan menyasar muara Sungai Sembulu.
Sungai Sembulu diketahui adalah suatu kawasan di Belitung Timur yang dikenal terdapat banyak buaya.
Sungai ini diketahui tembus atau bermuara di Teluk Merambai, lokasi Dandi diserang buaya.
"perahu karet tidak bisa masuk ke sana. Jadi pakai dolphin," ujar Suharli melaporkan.
Upaya Pencarian Kemarin
Pencarian korban kemarin terkendala cuaca.
Pantauan Posbelitung.co kemarin, dua rubber boat dikerahkan untuk mencari korban.
Pencarian juga dibantu warga sekitar menggunakan kapal nelayan.
Tim menyisir Teluk Merambai, Tanjung Labun, Desa Limbongan, Kecamatan Gantung, Belitung Timur.
Danpos SAR Belitung, Rahmatullah Hasyim menuturkan, ada saksi yang melihat buaya sepanjang 6 meter di sekitar tempat tersebut.
Sehingga tim SAR gabungan harus waspada.
Pun demikian dengan warga yang ikut dalam proses pencarian.
"Karena menurut saksi ukuran buaya panjangnya sekita 6 meter, kami harapkan Tim SAR Gabungan juga berhati-hati, bila melihat korban juga harus melihat situasi disekitarnya, jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Saat proses pencarian, tim juga bertemu dengan sejumlah buaya.
Tapi tak bisa dipastikan buaya mana yang telah menyerang Dandi.
"Untuk posisi korban saat ini kami belum tahu, pencarian korban akan dilanjutkan besok Selasa (26/1)," ucapnya.
Proses pencarian kemarin terkendala cuaca yang tak mendukung hingga akhirnya dihentikan.
"Kendala kami cuaca hujan deras dan banya hewan buas yang berkeliaran," ujar Danpos SAR Belitung, Rahmatullah Hasyim di lokasi kejadian.
Serangan Pertama di Pantai
Kepala BPBD Belitung Timur yang juga mejabat sebagai Sekda Beltim, Ikhwan Fahrozi ikut turun langsung ke lapangan saat pencarian korban dilakukan.
Dia menyebut, bahwa kejadian ini adalah kejadian pertama serangan buaya di pantai.
Sebelumnya, buaya menyerang warga di sungai atau muara sungai, dan bukan di pantai.
"Ini dibibir pantai di pinggir karang yang notabanenya air asin, jadi ini pertama kali. Beda dengan kejadian sebelumnya," ujar Ikhwan.
Ikhwan mengakui ada sejumlah laporan kemunculan buaya di pesisir pantai.
Namun, tak pernah ada serangan buaya sampai kemudian Dandi jadi korbannya.
"Memang beberapa waktu lalu mereka muncul di pesisir pantai namun belum ada kejadian hingga memakan korban," ujarnya.
Baca juga: Buaya dan Manusia Saling Serang di Bangka Belitung, Bertelur Dekat Jalan dan Percaya Pantangan
Kejadian sebelumnya
Teluk Merambai, Tanjung Labun, Desa Limbongan, Belitung Timur disebut sebagai tembusan Sungai Sembuluk.
Sungai itu memang terdapat banyak buaya.
Satu di antaranya adalah kejadian pada 2018, tepatnya bulan Februari.
Korbannya adalah Juhardi (47) nelayan Dusun Batu Air yang dilaporkan hilang saat memukat ikan.
Saat itu, seorang warga, KA Jusni (55) menuturkan, buaya di muara Sungai Sembulu memang kerap terlihat.
Apalagi saat malam hari.
Buaya dengan panjang tujuh meter biasa terlihat oleh nelayan.
"Kadang terlihat matanya," kata dia saat sedang menyaksikan upaya pencarian Juhardi.
Saat itu, menurut Koordinator Tagana Beltim Mahroni Hidayat, sejak tahun 2000-an hingga 2018, buaya di muara Sungai Sembulu telah menyerang enam orang.
"Dari enam orang, cuma satu yang utuh ditemukan. Yang lainnya ada yang ketemu pahanya. Yang jelas sering kejadian seperti ini," ujarnya.
Serangan tersebut terjadi pada 2012, 2014, 2016, dan 2018 ini.
Pada Maret 2016 lalu misalnya, buaya menyerang nelayan yang sedang berada di atas perahu.
Meski kerap menjadi sasaran buaya, nelayan tetap melaut di sekitar muara Sungai Sembulu.
Kawasan ini dikenal nelayan sebagai kawasan yang dikenal mudah mencari ikan.
• Eks Anggota DPRD NTB Bantah Gerayangi Putri Kandung, Hanya Sentuhan Kangen
• Ketua Relawan Pro Jokowi Tersandung Kasus Dugaan Rasialisme Gegara Unggah Foto Natalius Pigai
Artikel ini telah tayang di posbelitung.co dengan judul Empat Dukun Lakukan Ritual Adat untuk Mencari Korban Serangan Buaya di Teluk Merambai