Wawancara Khusus

Bisnis Kecantikan ala Felicia Devie, Layani Klien dengan Hati dan Tulus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Felicia Devie didampingi sang suami, Heno Anotama.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Berbicara tren kecantikan khususnya sulam alis, eyelash (menyambung bulu mata), hingga nail art (seni menghias kuku), perkembangannya cukup dinamis. Klinik kecantikan pun tumbuh seiring perkembangan tren tersebut.

Kali ini, Tribunlampung.co.id mengupas seperti apa tren kecantikan berupa sulam alis, eyelash, hingga nail art, utamanya di Provinsi Lampung bersama Felicia Devie, owner Felicia Devie Semi Permanent Make Up, bersama sang suami, Heno Anotama. Berikut petikan wawancara eksklusifnya.

Bagaimana awalnya bisa terjun ke dunia bisnis kecantikan?

Saya memang suka dunia kecantikan dari dulu. Sebelum ke sulam alis dan eyelash, lebih dulu menjadi make up artist (MUA). Belajar make up dari 2012.

Baca juga: Jatuh Bangun Andhita Irianto Bangun Bisnis Andhita Irianto Salon and Day Spa

Baca juga: Selain Nia Ramadhani, 4 Seleb Cantik Ini Juga Hobi Main Golf

Jadi MUA, struggle-nya (perjuangannya) selalu kehabisan waktu weekend karena buat kerja. Otomatis saya jadi berpikir opsi lain hingga memilih menekuni sulam alis dan eyelash.

Kursus, awalnya, di dalam negeri dulu. Baru ke Malaysia, Singapura, dan tiga tahun belakangan ini ke Korea. Buka resmi sulam alis di Lampung sendiri mulai 2017. Sampai sekarang, sudah mau empat tahun berjalan.

Bagaimana masyarakat Lampung khususnya kaum perempuan menerima tren kecantikan sulam alis, eyelash, dan nail art ini?

Pertama, pasti agak susah. Tapi, berkat promosi dari mulut ke mulut, yang sudah pakai bilang, bagus, lalu ajak temannya, dan terus berlanjut sampai sekarang.

Saya merasakan sekali dampaknya, sangat terbantu dengan promosi. Untuk (media sosial) Instagram, lebih ke pendatang, misalnya dari Jakarta ke sini. Dulu saya pakai ruko di sebelah (tempat sekarang), yang ukurannya masih kecil. Sekarang semakin gede. Semakin diberkati.

Bagaimana agar selalu up to date terhadap tren kecantikan?

Tahun ke tahun pasti tekniknya beda. Kualitas barangnya beda dan semakin canggih.

Saya kiblatnya ke Korea. Warna-warnanya kami ikuti, dan saya bersyukur di Lampung selalu welcome (terbuka) dengan tren baru. Tren saat ini lebih mengarah ke perempuan Korea. Di mana, bulu mata maunya tidak terlalu tebal, lebih kelihatan alami.

Bagaimana dengan tren nail art saat ini?

Lebih ke warna soft (lembut), pastel. Bukan yang mencolok. Warnanya bisa warna-warni, tapi tetap soft. Bisa kayak warna candy (permen), motif garis, dan lainnya.

Pasti ada klien yang ingin produk yang dikenakan itu halal. Termasuk dalam hal ini nail art. Bagaimana memenuhi itu?

Ada. Sudah sejak tahun lalu. Material gelnya bisa masuk air, sehingga bisa dibawa juga untuk sholat.

Apa yang sedang tren untuk eyelash sendiri?

Untuk tren eyelash, lebih ke real lash. Kayak bulu mata asli. Lentiknya nyaman. Tidak seperti pakai bulu mata palsu.

Bulu matanya sama dengan bulu mata asli. Hanya, lebih lentik dan panjang. Ketebalan bulu mata semakin tipis, terlihat alami.

Bagaimana dengan tren sulam alis dari waktu ke waktu?

Lebih ke natural. Dulu mungkin agak ngeblok dengan warna lebih gelap. Sekarang semakin menyerupai asli, tidak terlihat sulam. Goresannya seperti bulu alis aslinya.

Lalu bagaimana memberikan pelayanan khusus bagi klien yang menginginkan privasi?

Terkadang memang benar, ada klien yang menginginkan privasi. Sehingga, kami mencoba untuk memenuhi itu dengan menyediakan ruangan VIP. Itu tidak hanya bisa dipakai oleh kalangan istri pejabat atau pejabat perempuan. Masyarakat umum juga bisa mengaksesnya. Misalnya, mau me time sama suaminya, sekalian suami ikut perawatan kebersihan kaki dan perawatan rambut, juga bisa.

Bagaimana soal penerapan protokol kesehatan, terlebih pelayanannya langsung bersentuhan dengan klien?

Protokol kesehatan kami terapkan dengan baik. Pengunjung datang, ada cek suhu tubuh. Wajib pakai masker, hand sanitizer ada di banyak titik. Sabun, tempat mencuci tangan dengan air yang mengalir, tersedia.

Terapis juga rutin dites swab. Setiap hari dicek suhu tubuhnya. Jika ada yang sakit, seperti batuk, pilek, maka tidak masuk kerja dulu. Memegang klien, (terapis) menggunakan sarung tangan. Barang steril semua.

Memang pasti ada kelebihan pengeluaran. Tapi, itu risiko untuk pelayanan terbaik yang kami berikan.

Apakah memberikan kursus juga bagi yang mau belajar? Apa saja kursus yang diberikan?

Benar. Sudah dari empat tahun lalu. Baik belajar sulam alis maupun pasang bulu mata. Supaya bisa membagi ilmu dan membuka jalan rezeki bagi lebih banyak orang. Karena, tidak semua klien bisa kami layani sendiri.

Ada promo apa saja saat ini?

Kami sedang ada promo eyelash dengan kualitas bagus, awet, tahan lama, natural banget. Cukup dengan Rp 160 ribu, sudah bisa pasang eyelash. Ketahanan sampai dua bulan.

Bagaimana menjaga kepercayaan klien?

Yang penting, kami memberikan yang terbaik. Kami buat bagus supaya klien merasa puas, menyesuaikan keinginan klien. Pasti nantinya klien akan datang lagi dan bahkan bisa lebih banyak menarik orang lagi.

Kerja benar-benar dan jangan mainkan harga. Kalau promo, ya berlakukan promo untuk semua orang.

Seperti apa dukungan suami dengan kesibukan yang luar biasa?

Sangat mendukung, selagi yang saya lakukan itu positif. Suami selalu berpesan agar melayani siapa pun harus dari hati dan dengan ketulusan. Jangan aji mumpung. Kepada siapa pun, pelayanan harus sama.

Terakhir, apa yang menjadi harapan Anda, khususnya terkait dunia kecantikan?

Saya berharap bisa membuka lapangan pekerjaan lebih banyak dan membuat banyak perempuan semakin cantik. ( Tribunlampung.co.id / Sulis Setia Markhamah )

Berita Terkini