Universitas Lampung

Mahasiswa Asing di Unila: Nyaman Kuliah di Kampus Penuh Toleransi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa asing yang menempuh jalur degree di Universitas Lampung (Unila) mengaku senang dan nyaman kuliah di Unila. Tidak hanya ketersediaan fasilitas yang lengkap, namun budaya akademik dan toleransi sivitas akademika Unila menciptakan suasana kondusif untuk menunjang aktivitas perkuliahan.

Di antaranya mengenal seni dan budaya Lampung, serta kain daerah Lampung berupa batik dan tapis Lampung. Di samping itu, Raed aktif melakukan kegiatan kemasyarakatan.

“Budaya Indonesia yang paling saya senangi adalah saat menyembelih hewan kurban di masjid dan membagi-bagikan daging kurban ke masyarakat,” ujar Raed.

Satu hal yang tidak henti-hentinya dikagumi Raed adalah kehidupan masyarakat Indonesia yang aman dan damai, termasuk di Lampung. Menurutnya, persatuan masyarakat Indonesia sangat kuat, dan itu tidak dia temukan di negara-negara Arab dan Timur Tengah.

“Saya senang di Indonesia, saya ingin melanjutkan pendidikan ke S-2 Unila. Saya juga sering cerita tentang Indonesia ke adik-adik saya dan mereka tertarik juga dengan Indonesia,” kata Raed.

Cinta Seni dan Budaya Lampung

Sementara itu, Vu Ngoc Thuy Trinch, mahasiswa asing asal Vietnam yang mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Unila mengaku selalu terpesona saat menonton pertunjukan seni dan budaya Lampung.

Empat tahun menempuh studi di Unila, Vu Ngoc Thuy Trinch sudah menguasai beberapa tarian tradisional Lampung, di antaranya Tari Kipas dan Tari Sigeh Pengunten.

Menurutnya, ilmu tentang seni tradisional ini dia dapatkan ketika mengambil mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia yang mewajibkan mahasiswa belajar tarian tradisional, dalam hal ini tarian tradisional Lampung.

“Mahasiswa harus belajar dan menguasai tarian tradisional, jadi saya sudah bisa tari kipas dan tari sigeh pengunten,” ujar Vu Ngoc Thuy Trinch.

Dia juga belajar Bahasa Lampung yang merupakan salah satu mata kuliah wajib di jurusannya. Vu Ngoc Thuy Trinch tidak hanya belajar bahasa tutur Lampung, tapi juga belajar aksara Lampung.

“Saya belum banyak bisa bahasa Lampung, yang saya tahu misalnya tabik pun ia pun (salam dalam bahasa Lampung),” kata Vu Ngoc Thuy Trinch yang menyukai tradisi nyeruit khas Lampung ini, yaitu makan bersama dengan sajian ikan, sambal, dan lalapan.

Saat ini, dia sibuk mengurus jadwal seminar hasil untuk skripsinya yang berjudul “Pelafalan Bunyi Konsonan Bahasa Indonesia oleh Penutur Vietnam”. Setelah lulus dari Unila, Vu Ngoc Thuy Trinch berniat untuk lebih mendalami Bahasa Indonesia dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 Bahasa Indonesia. Dia bercita-cita, setelah lulus nanti akan kembali ke Vietnam menjadi pengajar Bahasa Indonesia.

Global Initiative Unila

Kepala UPT PKLI Unila Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., mengatakan, sesuai amanah dari Rektor Unila Prof Dr. Karomani, M.Si., serta arahan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan TIK Prof . Suharso, Ph.D., UPT PKLI memiliki tupoksi sebagai inisiatif program internasional Unila.

“Bagaimana Unila hadir secara internasional, jadi PKLI memfasilitasi program-program kerja sama internasional. Misalnya memperlancar dosen atau pegawai yang mau melanjutkan studi ke luar negeri, memfasilitasi kerja sama Unila dengan universitas luar negeri, termasuk memfasilitasi mahasiswa asing yang kuliah di Unila,” ujar Ayi Ahadiat.

Halaman
1234

Berita Terkini