Berita Nasional

Lakukan Protes Penangkapan Rizieq Shihab, Terduga Teroris Ini Berencana Ledakkan SPBU dan Pipa Gas

Editor: Teguh Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Teroris.

Untuk itu, kata Ahmad, radikalisme terorisme mengatasnamakan agama adalah cermin dari krisis spritual dalam beragama.

Ia pun menegaskan aksi terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apa pun, baik kejadian di Gereja Katedral Makassar maupun di Mabes Polri Jakarta.

Baca juga: Penangkapan Terduga Teroris, Polisi Amankan Baju Tulisan FPI dan Gambar Habib Rizieq

Namun demikian, kata Ahmad, aksi teror tersebut terkait dengan pemahaman dan cara beragama umatnya, dan biasanya didominasi dengan umat beragama yang menjadi mayoritas di suatu wilayah.

"Jadi sekali lagi kita harus samakan persepsi, kita harus fair dalam hal ini."

"Sekali lagi ini tidak ada kaitannya dengan agama apa pun, tapi sangat terkait dengan pemahaman, cara beragama, umat beragama, dalam konteks ini Islam," jelas Ahmad.

Ahmad Nurwakhid juga mengatakan, radikalisme banyak menjangkiti generasi milenial.

Hal itu berdasarkan tingkat keterpaparannya, dibandingkan generasi Z yang berusia 14-19 tahun, dan generasi X yang berusia 40 tahun ke atas.

Ahmad mengatakan, radikalisme banyak menjangkiti mereka yang berusia 20-39 tahun, karena beberapa faktor.

Pertama, karena generasi milenial ada di masa pertumbuhan yang tingkat kedewasaannya masih proses pembentukan, dan masih mencari jati diri.

Selain itu, kata dia, emosi mereka belum stabil dan senang dengan tantangan.

Selain itu, kata Ahmad, kecenderungan semangat keagamaan mereka tinggi.

"Ini mudah sekali keterpaparannya, apalagi dengan maraknya atau fenomena dunia maya."

"Apalagi tentu saja generasi milenial yang banyak menggunakan fasilitas dunia maya ini," kata Ahmad ketika berbincang dengan Tribun Network, di kantor redaksi Tribunnews, Jakarta, Kamis (1/4/2021).

Untuk itu, kata dia, BNPT telah membuat sejumlah strategi pencegahan pemaparan radikalisme terhadap mereka.

Di antaranya dengan menguatkan dan melibatkan secara aktif dan produktif civil society moderat, tokoh agama, dan civitas academic.

Halaman
1234

Berita Terkini