Ia juga menyatakan pihaknya telah membuat tim senyap untuk melancarkan aksi terornya tersebut.
"Saya mengetahui pembentukan tim senyap di Bandung yang dipimpin oleh Abah Asep selaku laskar FPI DPC FPI Pengalengan, yang beranggotakan Angga, Dedi, Rizal, Saiful," tuturnya.
Aljufri menyebut motifnya merencanakan aksi peledakan kedua tempat tersebut, sebagai aksi protes penangkapan Rizieq Shihab.
Sebab, ia merupakan simpatisan FPI sekaligus Rizieq Shihab sejak 2019 lalu.
"Tujuan untuk melakukan aksi teror kepada pemerintah sebagai wujud protes penangkapan Habib Rizieq Shihab dan pembubaran FPI," terangnya.
Baca juga: Densus 88 Sita Poster Rizieq Shihab dan Baju Bertuliskan FPI saat Penangkapan Terduga Teroris
Tiga Indikator Orang Terpapar Radikalisme
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid membeberkan tiga indikator orang-orang yang terjangkit radikalisme terorisme.
Indikator pertama, kata Ahmad, mereka ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi agama menurut versi mereka.
Selain itu, lanjut dia, mereka juga ingin mengganti sistem pemerintahan dengan segala cara.
Hal itu, kata Ahmad, karena radikalisme sejatinya merupakan paham yang menginginkan tatanan sosial politik yang sudah mapan, dengan cara-cara ekstrem atau kekerasan.
Indikator kedua, kata dia, mereka takfiri yang berciri intoleran, cenderung anti budaya kearifan lokal, senang melabel kelompok di luar mereka sesat dan kafir.
Hal tersebut ia sampaikan ketika berbincang dengan Tribun Network, Kamis (1/4/2021).
"Kemudian yang ketiga, kecenderungan mereka lemah di bidang akhlak, perilaku, budi pekerti."
"Mereka lebih menonjol pada hal-hal yang sifatnya ritual keagamaan, identitas keagamaan, tampilan luar keagamaan."
"Jadi ritual formal keagamaan tapi lemah spiritual keagamaan," beber Ahmad.