Lampung Barat

Napak Tilas Makam si Pahit Lidah dan si Mata Empat di Lampung Barat, Terkuak Kisah Dibalik Kematian

Penulis: Nanda Yustizar Ramdani
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petilasan dan makam si Pahit Lidah. Napak Tilas Makam si Pahit Lidah dan si Mata Empat di Lampung Barat, Terkuak Kisah Dibalik Kematian

Makam si Pahit Lidah berada di dalam sebuah bangunan berbentuk rumah dengan besi stainless mendominasi material bangunannya.

Di dalam bangunan itu, ada juga petilasan si Pahit Lidah berupa batu berbentuk bulat dengan permukaan batu agak datar.

Di permukaan batu Petilasan si Pahit Lidah itu terdapat sebuah lubang sekira 5 centimeter dalamnya dan lebar sekira 10 centimeter.

Selain itu, di dalam bangunan itu juga terdapat Petilasan si Mata Empat berupa batu berbentuk lonjong dengan ukuran lebih kecil dari batu petilasan si Pahit Lidah.

Ada juga makam dari hulubalang si Pahit Lidah.

Baik petilasan maupun makam, semuanya ditutupi oleh kelambu.

Kisah wafatnya si Pahit Lidah bermula saat ia bertemu dengan si Mata Empat di daerah Kelurahan Way Mengaku, Balik Bukit, Lampung Barat.

Si Mata Empat merupakan seorang pengembara dari India yang memiliki empat mata di kepalanya.

Letak keempat matanya, yakni dua di bagian depan kepala seperti mata manusia pada umumnya, sedangkan dua lainnya di bagian belakang kepalanya.

Mereka saling mengakui kesaktiannya dan yang paling hebat.

Maka, untuk membuktikan siapa yang paling sakti, si Pahit Lidah dan si Mata Empat menuju Pekon Suka Banjar untuk mengadu kesaktian.

Di lokasi makam si Pahit Lidah, konon terdapat sebatang pohon aren, atau masyarakat setempat biasa menyebutnya pohon enau yang digunakan kedua manusia sakti itu untuk mengadu ilmu.

Dikisahkan, si Mata Empat terlebih dahulu yang memanjat pohon enau tersebut.

Si Pahit Lidah yang berada di bawah tengah menunggu giliran memanjat harus mengalami nasib nahas.

Setandan buah enau yang berada di pohon enau jatuh menimpa si Pahit Lidah.

Halaman
123

Berita Terkini