TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG UTARA - Soal keterbatasan stok obat di RSUD Ryacudu Lampung Utara, dikeluhkan oleh sejumlah warga yang sedang berobat di rumah sakit pelat merah tersebut.
Amri (56) warga kecamatan Kotabumi, Lampung Utara mengaku dirinya sudah datang dari pagi untuk mendaftarkan dirinya yang sedang sakit.
Namun proses pendaftaran juga sangatlah lama prosesnya.
“Saya keliling beli obat asma diluar. Harganya pun sudah mahal Rp 150 ribu, bila dibandingkan dari RSUD Ryacudu. Tapi di sini (RSUD) lagi tidak ada obat, berbulan-bulan,” katanya, Selasa 1 Juni 2021.
Dirinya pun sempat menanyakan kepada seorang dokter yang menyatakan memang stok obat sedang kosong.
“Gak tau bang sudah mau bangkrut kali rumah sakit ini,” kata dia mengikuti ucapan dokter tersebut.
Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Narkoba yang Libatkan Oknum Satpol PP Lampung Utara
Dirinya merasa kecewa ketidak tersediaan obat-obatan.
Terlebih, dirinya memiliki penyakit yang gampang emosi.
Ia berharap soal permasalahan tersebut dapat segera teratasi.
Kekosongan obat-obatan sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir.
Baca juga: Pemkab Lampung Utara Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi
“Warga yang berobat jangan dipersulit,” jelasnya.
Senada diungkapkan Suhar, pasien lainnya mengaku dirinya juga kesulitan mendapatkan obat ketika habis kontrol di RSUD Ryacudu.
“Tadi saya sudah ke apotek obat sedang kosong. Saya konsultasi ke dokter. Saya diminta menghadap ke direksi RSUD. Tapi gak ada hasilnya. Saya balik lagi ke dokter, diganti obatnya,” ujarnya.
Obat yang diberikan bukan biasanya yang dikonsumsi.
Harga yang harus ditebus juga harus merogoh kocek yang dalam, karena harga obatnya Rp 300 ribu, itupun di apotek kecamatan Bukit Kemuning.