Tiga tahun kemudian, pria 63 tahun itu mengambil gelar doktoral di program studi dan universitas yang sama saat dirinya mengemban pendidikan master.
Dalam perjalanan kariernya sebelum menjabat sebagai rektor Itera, Ofyar sendiri sudah berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi.
Di antaranya Penghargaan Departemen Pekerjaan Umum Award sebagai lulusan terbaik (cumlaude) dalam Diploma Pasca Sarjana di Rekayasa Jalan Raya, Institut Teknologi Bandung pada tahun 1984.
Ia juga pernah meraih Rueben Smeed Prize berkat makalahnya untuk the 20th Annual Conference of the Universities Transport Studies Group (UTSG), London, di tahun 1988.
Ofyar juga pernah memenangkan penghargaan Henry Spurrier Award dari The Chartered Institute of Transport (CIT), London di tahun 1988.
Bukan hanya itu, pria kelahiran Medan itu pun kembali menorehkan prestasinya di dalam the 5th World Conference on Transport Research (WCTR), Yokohama 1989, dengan memenangkan penghargaan Yokohoma Prize sebagai pemegang makalah terbaik.
Prestasinya pun tak berhenti sampai di sana.
Adapula prestasi Ofyar Z Tamin lain yang sempat ia buat semasa hidupnya.
Seperti meraih HPJI Gold Award dari Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) tahun 2007 juga memenangkan kategori Pemakalah Terbaik HPJI pada tahun 2010.
Dengan beragam prestasi tersebut, Ofyar Z Tamin kemudian menjadi rektor Itera pada 2014 dengan perolehan suara sebanyak 100 persen.
Rektor ITERA periode 2014-2018 itu mendapatkan suara 100 persen yang terdiri atas 65 persen suara Senat dan 35 persen dari Menteri.
Sayang, Ofyar Z Tamin tak bisa lagi menjadi komandan di barisan para staf Institut Teknologi Sumatera itu lantaran telah menutup usia.
Itulah biodata Ofyar Z Tamin, rektor Itera yang meninggal dunia. (Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika)