Nomor handphone milik korban juga tidak bisa dihubungi.
Menurut informasi yang diperoleh keluarga, beberapa hari sebelum korban menghilang di rumahnya itu, ada tamu lelaki yang dahulu pernah bekerja bersama korban.
Bahkan, lelaki itu juga ada membawa beberapa temannya dan jika malam tidur di rumah almarhum Ridhwan.
Sedangkan 1 orang yang bekerja membantu almarhum memilah-milah botol bekas di gudang adalah warga sekitar, itupun wanita.
"Sebelum Pakcik menghilang, kita dapat kabar ada 1 orang tamu di rumahnya, lelaki itu dulu pernah kerja di gudang bututnya ini," imbuh Bang Jol.
Hasil autopsi korban
Dari hasil autopsi, ditemukan bekas tanda kekerasan pada tubuh korban.
Di antaranya adalah pada bagian punggung ditemukan dua bekas luka tusukan.
Fakta lainnya pun terungkap jika ternyata kondisi mayat telah membusuk dan dalam keadaan terikat tali di bagian leher, tangan, serta kaki.
"Diduga korban dibunuh terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam karung. kemudian jenazah diikat lalu dimasukkan ke dalam karung selanjutnya diberi pemberat bertujuan agar korban tenggelam dan menghilangkan jejak. Perkiraan waktu kematian lebih dari satu minggu," jelas Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro.
Dari hasil otopsi juga ditemukan bekas tanda kekerasan di bagian tubuh korban.
Adapun sejumlah barang bukti di antaranya, satu lembar baju bertuliskan Homeland Pekanbaru of Melayu Riau, satu buah kaos singlet warna putih merk JOVAC, satu buah celana dalam merk Pastis, satu buah celana panjang merk Pergio berwarna hitam ukuran 28, satu buah ikat pinggang tanpa merk berwarna hitam, dan sebuah pisau tanpa gagang berbentuk Rencong.
"Tidak ditemukan identitas pada tubuh korban. Diperkirakan korban berusia antara 30 sampai dengan 40 tahun dengan tinggi badan 162 Cm dan wajah mayat Mr. X ini sulit untuk dikenali," sebut Kapolres.