TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Sejumlah petani di wilayah Kabupaten Pringsewu masih khawatir unuk memulai tanam padi musim rendeng lebih awal.
Pasalnya, populasi tikus masih ada, sementara petani khawatir,benih padi yang disebar habis diserang binatang pengerat tersebut.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pringsewu Dwiyanto Sulistiono mengatakan bila sebelumnya sudah ada kesepakatan di tingkat petani.
Yakni melakukan penyebaran dan olah tanah untuk musim tanam rendeng pada 25 Oktober 2021, dan selanjutnya tutup tanam pada November 2021.
Namun, saat ini realisasinya baru mulai melakukan penyebaran. "Karena petani masih khawatir tikus menyerang," kata Dwiyanto, Senin, 22 November 2021.
Oleh karena itu, tanam padi di Bumi Jejama Secancanan mundur, dan diperkirakan awal Desember 2021 mulai tanam untuk daerah irigasi.
Dwiyanto mengungkap indikator keberadaan tikus di sawah ini dengan terlihatnya singgang-singgang padi, atau anakan padi yang tumbuh setelah panen itu patah dikerat tikus.
Dia menuturkan, kondisi musim kemarau dan musim hujan tidak ada sela, dan mengakibatkan makanan tikus masih tersedia. Yakni berupa singgang-singgang tersebut.
Baca juga: Gropyokan di Pringsewu Lampung, 6.374 Tikus Tertangkap
Akibatnya, aktivitas tikus masih terus berlangsung. Dia memprediksi ke depan serangan tikus masih ada.
Sebab, menurut dia, masih ada pemikiran mitos dari petani untuk tidak melakukan perburuan tikus.
Padahal di areal pertaniannya terdapat lubang aktif. Karena petugas menginginkan pengendalian tikus, akhirnya petugas yang melakukan gropyokan.
Sedangkan warga tani pemilik lahan sawah tidak jalan melakukan pengendalian tikus. ( Tribunlampung.co.id / Robeetus Didik Budiawan Cahyono )