Jadi kalau anak tidak suka dengan salah satu makanan bisa diganti dengan makanan lain.
Misalnya untuk karbohidrat yang merupakan komponen di gizi makro, ada nasi, ubi, kentang dan roti.
Kalau anak tidak mau makan nasi maka bisa diganti dengan ubi, roti, atau kentang.
Selain mengganti makanan, orangtua juga bisa membuat kreasi makanan yang disukai anak dan didalamnya sudah mengandung komponen gizi makro dan mikro.
"Jadi apa saja bisa dilakukan orangtua, yang penting anak mau makan, anak tidak akan kekurangan gizi, dan anak jadi tetap sehat," urai dr Roro.
Menurut dr Roro, kekurangan gizi anak ada jangka panjang dan jangka pendek.
Misalnya anak kekurangan gizi makro jangka pendek maka berat badan anak kurang, lalu jangka panjang maka berat badan dan tinggi badan anak akan kurang.
Kalau anaknya kekurangan gizi, orangtua bisa membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas.
Jika setelah diperiksa anak membutuhkan penanganan medis, maka anak akan dirujuk ke dokter anak
(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)