TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Sering kita mendengar ada anak yang kekurangan gizi.
Dalam dunia kedokteran kekurangan gizi disebut sebagai malnutrisi.
dr Roro Rukmi Windi Perdani Sp.A dari Rumah Sakit Hermina Lampung mengatakan, selain kekurangan gizi, kelebihan gizi juga disebut sebagai malnutrisi.
Malnutrisi untuk kekurangan gizi disebabkan kurangnya asupan gizi makro dan mikro.
Gizi makro terdiri dari komponen karbohidrat, protein, dan lemak.
Gizi mikro yakni mineral yang terdiri dari komponen zat besi, zink, dan vitamin.
Kekurangan gizi pasti karena kurang asupan semua komponen yang ada di gizi makro dan mikro.
Tidak mungkin hanya kekurangan satu atau dua komponen saja.
"Komponen zat gizi mikro memang kecil. Tapi harus tetap dikonsumsi, karena kalau tidak dikonsumsi anak pasti akan kekurangan gizi," urai dr Roro, Kamis 9 Desember 2021.
Anak-anak yang kekurangan gizi, biasanya karena orangtuanya kurang perhatian atau kurang paham mengenai gizi anak.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu ISPA dan Penyebabnya
Sehingga anak tidak diberikan asupan gizi sesuai dengan kebutuhannya.
Kekurangan gizi bisa juga karena anak yang terlalu memilih makanan.
Untuk anak yang terlalu memilih makanan sebenarnya bisa diakali agar anak jangan sampai kekurangan gizi.
Caranya dengan mengganti makanan yang disukai anak, tapi makanan itu harus tetap mengandung semua komponen yang ada di gizi makro dan mikro.
Makanan yang mengandung komponen yang ada di gizi makro dan mikro banyak.
Jadi kalau anak tidak suka dengan salah satu makanan bisa diganti dengan makanan lain.
Misalnya untuk karbohidrat yang merupakan komponen di gizi makro, ada nasi, ubi, kentang dan roti.
Kalau anak tidak mau makan nasi maka bisa diganti dengan ubi, roti, atau kentang.
Selain mengganti makanan, orangtua juga bisa membuat kreasi makanan yang disukai anak dan didalamnya sudah mengandung komponen gizi makro dan mikro.
"Jadi apa saja bisa dilakukan orangtua, yang penting anak mau makan, anak tidak akan kekurangan gizi, dan anak jadi tetap sehat," urai dr Roro.
Menurut dr Roro, kekurangan gizi anak ada jangka panjang dan jangka pendek.
Misalnya anak kekurangan gizi makro jangka pendek maka berat badan anak kurang, lalu jangka panjang maka berat badan dan tinggi badan anak akan kurang.
Kalau anaknya kekurangan gizi, orangtua bisa membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas.
Jika setelah diperiksa anak membutuhkan penanganan medis, maka anak akan dirujuk ke dokter anak
(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)