Terutama 3M plus untuk memberantas sarang nyamuk.
"Kita sudah minta PMI untuk menyediakan stok darah dalam menanggulangi DBD. Tapi yang paling utama adalah menjaga kebersihan dan memberantas sarang nyamuk," imbuhnya.
Kepala Dinkes TulangbawangFathoni menuturkan, pihaknya sudah menggelar rakor untuk mengatasi DBD ini.
"Jadi kita akan mengerahkan semua kekuatan yang ada mulai tingkat kampung, melakukan gotog royong pemberantasan sarang nyamuk," kata dia.
Ia juga mengimbau ketika ada warga yang mengalami demam lebih dari tiga hari agar segera dibawa ke puskesmas terdekat, agar segera mendapat perawatan medis.
"Ini terutama bagi anak-anak. Jangan biarkan sampai demam lebih dari tiga hari. Karena itu sudah sangat berbahaya ketika anak kondisinya drop," papar Fathoni.
Dinas Kesehatan Lampung Utara juga telah mengimbau masyarakt agar melaksanakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) selama musim penghujan.
Terpisah Kepala Seksi Pencegahan dan Pengedalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lamsel Ridwan menjelaskan, untuk pencegahan DBD pihaknya telah meminta pihak puskesmas lebih aktif mengajak masyarakat menjadi kader jumantik.
"Kami sudah kirim surat imbauan ke puskesmas-puskesmas untuk menggalakan 3M, melakukan penyuluhan, dan memastikan ketersediaan logistik. Baik abate maupun logistik untuk fogging," ujarnya.
Kepala Bidang Bina Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Basuki Didik Setiawan mengatakan tingginya kasus DBD saat ini disebabkan beberapa faktor salah satunya karena musim penghujan.
"Memang ini kan siklusnya masih musim penghujan. Ketika musim penghujan itu tempat barang-barang bekas, tempat-tempat yang tadinya kering menjadi terisi air hujan sehinga menjadi tempat indukan nyaman demam berdarah," kata Didik.
Didik mengimbau masyarakat tidak menimbun barang-barang, dan menguras bak mandi.
"Kami sudah kirim surat imbauan ke puskesmas-puskesmas untuk melakukan menggalakan 3M, melakukan penyuluhan dan memastikan ketersediaan logistik. Baik abate maupun logistik untuk fogging," kata dia.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan (Diskes) Mesuji Suyono mengaku pihaknya telah siapsiaga untuk hadapi DBD.
"Yang jelas alat pemeriksaan atau diagnostik DBD itu ada di setiap puskesmas, serbuk abate hingga alat fogging nyamuk. Puskesmas juga siap menampung pasien DBD," ujarnya.
(Tribunlampung.co.id/Indra Simanjuntak/Endra Zulkarnain/Anung Bayuardi/Dominius Desmantri Barus/M Rangga Yusuf)