Tribunlampung.co.id, Jakarta - Setelah menjalani Ramadan 2022, tak jarang kaum muslimin ingin membayar utang puasa yang tak berhasil ditunaikan.
Sebab utang puasa Ramadan tersebut harus segera dibayarkan, terutama bagi orang yang sanggup berpuasa saat Ramadan, tetapi terhambat karena halangan-halangan tertentu atau uzur.
Dilansir dari Tribun Ramadan (29/3/2022), terdapat beberapa golongan orang yang dibolehkan untuk tidak berpuasa saat Ramadan.
Di antaranya, orang yang sakit, orang yang haid, nifas, termasuk orang yang sedang dalam perjalanan jauh.
Kendati diperbolehkan tidak berpuasa Ramadan, wajib hukumnya mengganti puasa di hari lain.
Jumlahnya pun harus sesuai dengan jumlah puasa yang ditinggalkan.
Puasa ini umumnya disebut pula dengan puasa qadha.
Adapun bacaan niat bayar utang puasa berbeda dengan niat puasa Ramadan, yakni sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’in fardho syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Baca juga: Aturan Bayar Utang Puasa Ramadan 2020, Sebelum atau Sesudah Puasa Syawal?
Lupa Jumlah Utang Puasa
Permasalahan yang kerap terjadi saat akan membayar utang puasa adalah lupa jumlah hari yang harus dilunasi.
Padahal hal tersebut penting, mengingat jumlahnya harus sesuai dengan yang ditinggalkan.
Lantas, jika terjadi demikian bagaimana cara menyikapinya?