Tribunlampung.co.id, Tanggamus - Polres Tanggamus mengerahkan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) untuk mengantisipai penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak.
Antisipasi dilakukan dengan cara mendatangi rumah ke rumah warga yang memiliki hewan ternak rentan PMK.
Seperti yang dilakukan Bhabinkamtibmas Polsek Pulau Panggung Polres Tanggamus Bripka Epri Mohansyah di Kecamatan Air Naningan
Bripka Epri Mohansyah berkeliling door to door untuk menyampaikan imbauan kepada para peternak sapi.
Terutama supaya menjaga kebersihan kandang, mengarantina sapi, dan melarang para peternak untuk mendatangkan sapi dari luar daerah.
Baca juga: Kapolres: Truk Tutup Jalan Sedayu Bukan Upaya Sabotase untuk Gagalkan Eksekusi Lahan
Baca juga: Polisi Gerebek Rumah Pelaku Narkoba di Lamsel, Dapati 21 Klip Sabu Dalam Botol
"Kami dari Kepolisian mengimbau kepada pemilik maupun pengusaha sapi perah maupun peternak sapi, untuk menjaga hewan ternaknya dari terjangkit virus PMK," imbau Epri, Jumat (20/5/2022).
"Sementara, kita lockdown dulu dan tidak mendatangkan sapi dari luar Tanggamus, untuk sasaran dari imbauan kami ini adalah sapi tentunya, lalu kambing dan kerbau," imbuhnya.
Kegiatan tersebut telah ia lakukan sejak terdeteksinya PMK pada April 2022 di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia.
Harapannya, hal itu dapat mengantisipasi atau mencegah PMK tersebar lebih luas lagi.
Menurut Epri, hasil monitoring di Kecamatan Air Naningan tidak ditemukan adanya PMK pada hewan sapi.
"Kegiatan kami hari ini sambang dan memberikan imbauan kepada kelompok peternak sapi, baik itu sapi perah maupun sapi daging," kata Epri.
"Yaitu kelompok Neang Mukti lokasi di Pekon Air Kubang, Kecamatan Air Naningan," sambung dia.
Ia mengaku, di wilayah hukum Polsek Pulau Panggung, hingga saat ini tidak ditemukan hewan ternak yang terjangkit PMK.
"Alhamdulillah tidak ada yang terjangkit. Semoga ke depannya, tentunya di wilayah hukum Polsek Pulau Panggung ini, seluruh ternak baik sapi, kerbau, maupun kambing tidak ada yg terjangkit virus yang baru ini," ujarnya.
"Kemudian nanti bisa kembali normal lagi," harap Epri.