Baca tanpa iklan
"Yang berdoa biasanya memberi donasi, sumber penghasilan untuk merawat vihara ini juga berasal dari usaha menjual lilin merah," kata dia.
"Perhatian pemerintah masih sangat minim untuk perawatan, hanya sebatas pajak bumi dan bangunan dan potongan harga listrik dari PLN," ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Bandar Lampung M Yudhi menerangkan klenteng tersebut sudah dirancang sebagai salah satu tempat wisata berbasis religi di Bandar Lampung.
Adapun rancangan itu termuat dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2022-2025.
"Di vihara itu, akan dialokasikan sejumlah anggaran untuk pembangunan kepariwisataan. Untuk kelompok wisata religi, anggaran akan lebih diprioritaskan untuk rehabilitasi dan perawatan rumah ibadah," kata dia
"Namun, karena perda itu baru disahkan, maka jumlah anggaran akan ditentukan kemudian," sambung dia.
(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)