Berita Terkini Nasional

Kisah Hadjarudin Mengabdi Jadi Guru Honorer Selama 52 Tahun, Pernah Digaji Rp 10 Ribu Per Bulan

Editor: Dedi Sutomo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menjalani profesi guru selama 52 tahun, Hadjarudin Supiana (75), harus rela statusnya tetaplah sebagai guru honorer di daerah perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur, Jawa Barat.

Karena harapannya untuk menjadi PNS di tahun 1988 gagal setelah terganjal masalah persyaratan.

“Kalau enggak punya ‘orang dalam’ susah. Teman yang seangkatan saya ada yang bisa lulus tes lewat orang dalam, ada yang jadi kepala sekolah, ada juga pengawas, tapi saya ikhlas mengajar,” ucap Hadjarudin.

Hari demi hari dilaluinya sebagai guru honorer dengan penuh kesabaran, hingga akhirnya pernah diganjar penghargaan guru daerah terpencil (Gurdacil) oleh pemerintah setempat dan mendapatkan uang ‘kadeudeuh’ sebesar Rp 1,7 juta.

“Dapat Rp 17 juta Cuma satu kali, setelah itu honor naik bertahap, tapi sampai sekarang honor saya hanya Rp 350 ribu per bulan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),” kata dia.

Meski hanya menerima honor Rp 350 ribu per bulan, dirinya tetap bertahan dan belum memiliki niat untuk pension.

Honor yang didapatkannya setiap bulan untuk zaman sekarang tntu jauh dari kata cukup.

Untuk menutupi kekurangan uang honor dari mengajar, Hadjarudin mengandalkan hasil dari bertani, sehingga kebutuhan sehari-harinya tetap bisa terpenuhi.

“Kebutuhan dicukup-cukupkan saja karena sekarang hanya ada anak angkat, kalau istri sudah ga ada (meninggal dunia) dari dua tahun lalu,” jelasnya.

Hadjaruni pun tetap bersemangat mengajar di usianya yang telah 75 tahun, dan honor yang didapatkan pas-pasannya. Dirinya belum memastikan kapan akan pension sebagai guru honorer.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkini