Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Polsek Kemiling masih memburu pelaku pengedar uang palsu yang membuat resah warga Bandar Lampung.
Diketahui, beberapa pekan terakhir ini, beberapa warga mengaku menjadi korban penipuan uang palsu yang salah satunya terjadi di Kemiling, Bandar Lampung.
Kapolsek Kemiling Bandar Lampung Ipda Agus Heriyanto mengatakan, laporan dari korban saat ini masih dalam tahap penyelidikan.
"Lagi lidik, jadi belum tahu pelakunya siapa, asal nya darimana," ujar Agus, Minggu (21/8/2022).
Agus menyebut, dalam proses penyelidikan pihaknya belum menemukan titik terang.
Baca juga: Rektor Unila Ditangkap KPK, Penerimaan Mahasiswa Jalur Mandiri Tidak Transparan
Baca juga: 3 Rektor di Lampung Beri Tanggapan Terkait OTT KPK Dugaan Korupsi Karomani
Bahkan keterangan yang didapat dari korban juga belum mengarah kepada terduga pelaku.
Korban hanya mengingat ciri pelaku mengenakan helm.
Lalu menggunakan motor Beat tanpa mengetahui nomor pelat kendaraan.
"Belum diketahui apakah pelaku ini orang sini atau berasal dari luar kita juga masih bingung," kata Agus.
Menurut Agus, korban juga tidak mengingat dengan pasti ciri-ciri yang lebih spesifik dari pelaku pengedar upal tersebut.
"Termasuk juga warga sekitar tidak mengenali ciri ciri terduga pelaku yang kami sebutkan," kata Agus.
Agus menambahkan pihaknya baru menerima satu laporan dari korban.
Baca juga: Bandingkan Modus Jual Beli Bangku Kuliah Kedokteran Unila Dulu dan Sekarang, Rektor Tak Berkutik
Baca juga: Perjalanan Karir Karomani, Jadi Guru Besar Unila, Raih Rekor Muri, hingga Diborgol KPK
Meskipun diakui ada informasi mengenai korban lainnya.
Namun korban lain diketahui tidak membuat laporan resmi ke Polsek setempat.
Agus menyebut kemungkinan pelaku mengetahui aksinya viral di media sosial.
Sehingga pasca video nya viral, pelaku tidak kembali melakukan aksinya di wilayah hukum Polsek Kemiling.
"Ini juga jadi kesulitan kita, setelah mengetahui Video nya viral pasti pelaku ini cepat kabur," kata Agus.
Kendati demikian, Agus mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran Satreskrim Polresta untuk memburu pelaku.
"Sudah kita kordinasikan juga dengan Satreskrim, untuk sama sama mengungkap siapa pelakunya," imbuhnya.
Sementara Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra mengatakan, tengah mengidentifikasi pelaku.
Menurut Dennis pihaknya juga sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi dan korban.
"Pelaku masih kita identifikasi dengan mendalami keterangan korban dan saksi di sekitar lokasi kejadian," kata Dennis.
Dennis meminta dukungan masyarakat agar pihaknya dapat segera mengungkap pelaku pengedar upal tersebut.
"Semoga pelaku bisa segera kami tangkap, jika ada korban lainnya segera lapor," kata Dennis.
Tips kenali uang palsu
Bank Indonesia mengimbau masyarakat lebih waspada akan maraknya kasus uang palsu yang diterima sejumlah pedagang kecil di Lampung.
Bank Indonesia sebagai otoritas tertinggi penggunaan uang menekankan masyarakat lebih jeli dan teliti saat menerima alat pembayaran agar terhindar dari uang palsu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung Budiyono mengatakan, beberapa cara bisa dipakai masyarakat untuk membedakan uang asli dan uang palsu.
"Dalam hal ini, Bank Indonesia memberikan edukasi 3D sebagai cara yang tepat membedakan mana uang yang asli dan palsu,"
"Edukasi tersebut adalah dilihat, diraba dan di terawang," kata Budiyono kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (18/8/2022).
Terkait cara melihatnya, masyarakat bisa melihat dengan saksama wujud dari uang tersebut.
Dimana ada beberapa tanda yang membuktikan bahwa uang tersebut adalah asli.
"Uang yang asli jika dilihat warnanya cerah, tidak luntur dan tidak patah-patah," bebernya.
Bagian kiri uang terdapat colour Shifting di bagian bawah.
Dicetak dengan tinta pigmen khusus di lmana bisa berubah warna jika dilihat dari sudut yang berbeda.
Lalu terdapat benang pengaman yang bisa berubah menyesuaikan dengan sudut pandang yang diambil saat melihatnya.
"Kalau yang palsu saat dilihat warna cenderung pucat, cenderung luntur, cat patah-patah dan tidak secerah uang asli," ungkap Budiyono.
Tinta pembuat juga tidak menghasilkan warna yang berbeda jika uang dilihat dari sisi yang berbeda.
Benang pengamanan berwarna tetap meskipun coba dilihat dari sisi yang berbeda.
Selain dilihat, cara membedakan uang asli dan uang yang palsu adalah diraba.
Dalam hal ini, ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan dan bisa menjadi perbandingan.
"Saat diraba, maka uang asli akan terasa berbeda. Kertas uang terasa lebih tebal dan tidak mudah lecek," ujarnya.
Lambang negara tercetak lebih kasar dan tekstur uang terlihat lebih timbul dari permukaan kertas.
Terakhir, masyarakat bisa menerawang uang untuk membuktikan keasliannya.
Saat di terawang, uang asli akan menunjukkan adanya tanda mata air (watermark) dan rectoverso.
Namun saat kondisinya menuntut serba cepat dalam melihat uang itu palsu atau tidaknya, cara termudah dengan melihat benang pengaman pada uang rupiah.
"Cirinya itu tadi, benang pengaman yang dianyam dan Colour Shifting yang berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang tertentu yang terletak pada bagian bawah kiri uang kertas," kata dia.
Terkait data temuan uang palsu yang didapat dari hasil pengaduan masyarakat, sejauh ini pihaknya menerima 1.813 pengaduan.
"Itu akumulasi angka dari Januari sampai Juli 2022.,"
"Angka tertinggi pada Mei 2022 dimana masuk 494 laporan masyarakat," jelas Budiyono.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)