Tribunlampung.co.id, Pringsewu - DBD (Demam Berdarah Dengue) akibatkan seorang warga Pringsewu Lampung meninggal dunia.
Seorang meninggal akibat DBD ini membuat Dinas Kesehatan Pringsewu mengeluarkan peringatan agar warga lebih waspada.
Apa lagi saat musim hujan seperti saat ini di Pringsewu, nyamuk aedes aegypti penyebab penyakit DBD mudah berkembang biak.
Kepala Bidang Pengendali dan Pemberantas Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pringsewu dr Hadi mengungkap soal seorang warga yang meninggal akibat DBD.
Sedangkan kasus DBD di Pringsewu sepanjang Januari hingga Agustus 2022 sebanyak 202 kasus.
Baca juga: Gubernur Arinal Akan Hadiri Pengajian Akbar di Pringsewu 8 September, Ada Ustadz Dasad Latif
Baca juga: Digerebek Polisi, Lokasi Judi Sabung Ayam di Pringsewu Lampung Mendadak Kosong
"Terhitung sejak januari hingga 11 Agusutus tercatat 202 kasus DBD di Pringsewu," kata Hadi kepada Tribun Lampung, Selasa (23/8/2022).
"Dan satu kasus ada yang meninggal," imbuhnya.
Dia mengkhawatirkan, kasus DBD di tahun 2022 ini meningkat.
Karena sepanjang 2021 kemarin, hanya tercatat 247 kasus. Sedangkan selama delapan bulan di 2022 ini sudah terhitung 202 kasus.
Atas 202 kasus DBD yang terjadi di Bumi Jejama Secancan itu, Hadi mengimbau masyarakat untuk waspada.
Terlebih saat ini meski musim kemarau, namun kerap terjadi hujan.
Menurutnya DBD dapat dicegah dengan melakukan 3M:
Baca juga: BKPSDM Pringsewu Data Tenaga Non-ASN, Bekerja Minimal 1 Tahun
Baca juga: Pemkab Pringsewu Tunda Pembayaran Tukin ASN dan Sertifikasi Guru Belum Vaksin Booster
-Menguras tempat-tempat perindukan sarang nyamuk,
-Menutup tempat penampungan air
-Mengubur barang-barang yang memiliki potensi untuk tempat perkembangbiakan nyamuk.
"Bersihkan dispenser, kulkas bagian belakang serta ower air," ujaranya.
Selain itu masyarakat juga diminta menggunakan lotion anti nyamuk hingga tidur menggunakan klambu.
Upaya itu guna mencegah terjadinya kasus DBD yang dikhawatirkan akan bertambah.
Ia juga mengimbau sekolah hingga tempat ibadah untuk memperhatikan lingkugan sekitar.
"Apakah ada ember berisi air serta kolam-kolam itu dicek dan dibersihkan," ujarnya.
Untuk mecegah melonjaknya kasus DBD, Hadi juga mengimbau masyarakat untuk menebar bubuk abate di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Masyarakat dapat memperoleh bubuk abate tersebut di puskesmas terdekat.
Hadi menjelaskan, setengah sendok teh bubuk abate dapat ditabur ke 5-10 liter air.
"Bubuk abate itu gratis tersedia di Puskesmas terdekat," ungkapnya.
Hadi berpesan, apabila masyarakat mengalami gejala DBD segera pergi ke Puskesmas.
"Gejala DBD berbeda-beda, tapi jika masyarakat sudah demam tinggi silakan langsung ke Puskesams.
Nanti akan langsung dicek apakah DBD atau swab antigen apakah covid atau malah types. Nanti kan ketahuan dan langsung bisa diambil langkah penangan selanjutnya," pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/ Riana Mita Ristanti)