Berlubang dan Berlumpur
Pantauan Tribunlampung.co.id saat menuju Pekon Way Haru diperlukan tenaga ekstra.
Pasalnya, jalur menuju Way Haru sangat sulit, penuh lumpur dan berlubang cukup dalam.
Kedalaman lubangnya bahkan hingga lutut orang dewasa.
Sebagian besar masyarakat setempat berpropesi sebagai petani.
Mulai dari kopi, lada, karet, pisang, jengkol dan kelapa cukup berlimpah di Way Haru.
Sihab warga Pekon Siring Gading Way Haru menyebutkan, Pekon Siring bisa menghasilkan 25 ton pisang per minggu.
Hasil tersebut belum ditambah dari tiga pekon lain yang ada di Way Haru.
Sihab mengkau menanam pohon pisang seluas 3 hektar.
Dimana dalam 1 hektar pohon pisang mampu menghasilkan 3 ton sekali tebang.
Sebegitu banyak, tak sedikit pisang yang dibiarkan masyarakat membusuk di pohon.
Ini disebabkan akses jalan yang terjal dan tidak bisa dilalui kendaraan untuk mengangkut hasil bumi yang ada di Way Haru.
"Kita biarkan saja membusuk. Kalau mau pakai gerobak atau motor harga ojeknya enggak sebanding," tuturnya.
Dijelaskannya, harga pisang di pasar Way Heni Rp 2.500 per kilogram, sementara ongkos ojek Rp 3.000 per kilogram.
Ia berharap, Pemerintah baik Kabupaten, Provinsi dan Pusat bisa melihat dan merasakan kesusahan masyarakat Way Haru.
"Kami mohon. Buatkan jalan," imbuhnya.
(Tribunlampung.co.id/Saidal Arif)