Berita Lampung

Tuntas Huruf Hijaiyah, 109 Napi Lapas Perempuan Bandar Lampung Wisuda Iqro

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Divisi Administrasi Kanwil Kemenkumham Lampung, Topan Sopuan ditemani Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Bandar Lampung Putranti Rahayu mewisuda 109 napi, Rabu (19/10/2022).

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Lapas Perempuan Kelas II A Bandar Lampung mewisuda sebanyak 109 narapidana (napi) jenjang iqro.

Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Bandar Lampung Putranti Rahayu mengatakan bahwa dari 135 orang yang mengikuti program tuntas huruf hijaiyah, hanya 109 napi yang Wisuda Iqro.

Wisuda Iqro 109 napi ini merupakan program yang telah dirancang Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Bandar Lampung Putranti Rahayu sedemikian rupa.

Wisuda Iqro ini harapannya untuk memberi pemahaman agar warga binaan pemasyarakatan (WBP) bisa lebih baik lagi kedepannya pasca keluar lapas.

"Berharap setelah mereka keluar dari lapas ini bisa bermanfaat bagi keluarga serta dirinya sendiri untuk hidup lebih baik lagi dan tidak mengulangi lagi," kata Putranti kepada awak media di Kantor Lapas Perempuan, Rabu (19/10/2022)

Menurut dia, program ini untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia terutama dalam membaca Alquran.

Baca juga: Breaking News Bobol Rumah Polisi, Maling di Bandar Lampung Nekat Gasak Pistol 

Baca juga: Kejari Audit Kerugian Negara Kasus Dugaan Korupsi Pasar Gudang Lelang Bandar Lampung

Literasi masyarakat Lampung dalam pemahaman baca Alquran masih rendah dan secara umumnya saat ini diperingkat 62 dari 70 negara.

"109 napi ini sebelumnya buta sekali dengan huruf hijaiyah," kata Putranti

Tetapi berkat pembekalan dari mentor Dewan Dakwah Indonesia Lampung mereka akhirnya bisa memahami iqro tersebut.

Sebelumnya Dewan Dakwah Indonesia ini secara intens memberikan ilmu kepada WBP lapas perempuan ini selama seminggu.

Setelah program iqro ini ada program tajwid Alquran yang harus diikuti oleh para napi untuk pembentukan mental spiritual.

Kegiatan ini merupakan gebrakan dirinya yang ingin mengubah napi itu harus bisa membaca Alquran. Khususnya bagi yang beragama muslim.

Karena membacanya iqro dan Alquran itu merupakan dasar untuk beribadah.

"Jadi harus membaca dulu baru mengerti isinya dan setelah itu berkeyakinan dengan benar," kata Putranti

Dengan harapan kegiatan ini agar napi  tidak salah jalan lagi.

Sedangkan untuk napi dari agama lainnya juga telah mendapatkan pembelajaran secara langsung oleh mentornya.

Semua agama ada sendiri pembinaannya dan tempat untuk melakukan pembinaan juga telah ada.

Selain itu juga dirinya berterima kasih kepada Kepala Divisi Administrasi (Kadivmin) Kanwil Kemenkumham Lampung Topan Sopuan yang hadir dan mewisuda ratusan napi perempuan.

"Terima kasih pak Kadivmin yang sudah datang mewisuda dan ikut berdoa bersama menjelang 
26 hari lagi presidensi KTT G20 yang digelar di Bali Indonesia," kata Putranti

Lila Fatmaliyah (30) warga DKI Jakarta yang terjerat kasus peredaran narkoba dihukum 8 tahun baru menjalani 2 tahun penjara mengatakan, bahwa dirinya sangat baik secara kepribadian setelah mengikuti program tuntas huruf Hijaiyah ini.

"Harapannya saya kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi dan bisa lancar membaca Alquran dan bisa menjadi yang terbaik lagi," kata Lila

Diakuinya bahwa dirinya bisa membaca huruf hijaiyah dan hafal 15 ayat pendek itu dari dalam penjara.

"Sebelumnya saya tidak bisa sama sekali membaca iqro, tapi sejak Mei sampai dengan Agustus saya  sekarang sudah bisa membacanya," kata Lila

Kedepannya dirinya bisa menjadi bisa lebih dalam lagi mengetahui alquran.

Adapun kesulitan sebelumnya yang dihadapinya yakni menyambungkan ayatnya, lalu tanda baca, qolqolah hingga tajwidnya yang belum bisa.

Tapi saat ini sudah bisa dan termasuk 15 surat pendek telah dihafalnya. ( Tribunlampung.co.id Bayu Saputra )

Berita Terkini