Tribunlampung.co.id, Lampung Timur - Polisi Hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) menduga anak gajah Sumatra bernama Taufan mati karena sakit. Namun jenis penyakitnya masih dipastikan melalui uji laboratorium.
Seperti diketahui, anak gajah berusia 4 tahun 7 bulan ditemukan mati di Pusat Latihan Gajah (PLG) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) pada Minggu (30/10/2022) sekitar pukul 13.30 WIB.
"Sesuai dengan yang kita dapatkan dari lapangan, gajah yang mati di pusat pelatihan Gajah di TNWK itu, indikasinya adalah penyakit," ujar Kasat Polhut TNWK Abdu SP saat diwawancarai di Balai TNWK didampingi Kasat Reskrim Polres Lampung Timur Iptu Johannes Erwin Parlindungan Sihombing, Selasa.
Menurutnya, untuk mengetahui jenis penyakitnya harus menunggu hasil uji laboratorium yang diperkirakan keluar dua minggu lagi.
Abdu mengatakan, gajah tersebut jinak dan masih muda.
Gajah tersebut masih mengikuti induknya yang bernama Bunga.
Baca juga: DLH Lampung Barat Segera Atasi Masalah Tumpukan Sampah di Pekon Canggu
Baca juga: Benda Diduga Bom Ditemukan Dekat Pantai Kedu Warna Kalianda Lampung Selatan
Kasubag TU TNWK, Hermawan mewakili Kepala Balai TNWK mengatakan, gajah Sumatra bernama Taufan tersebut terpantau masih sehat di pagi hari.
"Tidak ada tanda-tanda sakit atau kelainan, seperti biasa pukul 8 pagi kami kontrol," katanya.
Kemudian pukul 14.00 WIB oleh pawangnya bernama Dwi, melakukan pengecekan ke lokasi yang tidak jauh dari dari Pusat Latihan Gajah yakni sekitar 800 meter.
"Saat dicek, pawang menemukan gajah tersebut sudah dalam keadaan mati. Pawang menghubungi pihak medis dan langsung melakukan pengecekan. Setelah itu kami langsung menghubungi kepala balai, lalu instruksi kepala balai, lakukan bedah bangkai hewan," jelasnya.
Kemudian, tim melakukan pembedahan sampai malam.
"Lalu setelah selesai, diambil bagian dalam gajah tersebut untuk dilakukan cek laboratorium untuk memastikan kematian gajah tersebut, dan dibawa ke Balai Veteriner (BVet) Provinsi Lampung," kata dia.
Namun, ia juga mengungkapkan, adanya kemungkinan kematian gajah tersebut akibat virus.
"Tapi itu hanya kemungkinan. Kalaupun iya, nantinya akan kita lakukan isolasi kepada seluruh hewan (Gajah) yang ada di TNWK," imbuhnya.
Sampai saat ini, pihaknya hanya melakukan pembersihan kandang.
"Kita tunggu hasil laboratorium, kalaupun iya, akan kita lakukan isolasi," kata dia.
Kawanan Gajah Liar Rusak Tanaman Padi Warga Lampung Barat
Berita lain, kawanan gajah liar berjumlah 18 ekor masuk ke pemukiman sekaligus merusak tanaman padi warga Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh Lampung Barat, Minggu (4/9/2022).
Masuknya 18 gajah liar ke pemukiman tersebut membuat warga Pekon Sukamarga Kecamatan Suoh dan Pekon Gunung Ratu Kecamatan Bandar Negeri Suoh menjadi takut dan was-was melakukan aktivitas.
Diketahui sudah 4 hari terakhir ini kawanan gajah liar, kembali mendekati pemukiman warga Suoh dan Bandar Negeri Suoh Lampung Barat.
Sugeng, salah satu anggota Satgas Penanganan Konflik Gajah setempat menyampaikan, kawanan gajah itu terus ingin masuk ke pemukiman warga hingga merusak tanaman padi.
Sugeng bersama-sama dengan warga sekitar terus mengikuti arah kawanan gajah liar tersebut.
"Mereka (gajah) terus mencoba bergerak masuk ke pemukiman warga Pekon Sukamarga,” kata Sugeng.
“Namun kita bersama warga terus berupaya menghadangi mereka walaupun harus kucing-kucingan,” lanjutnya.
“Pergerakan dari kawanan gajah tersebut sampai merusak tanaman padi warga," tambahnya.
Setelah merusak tanaman padi milik warga Pekon Sukamarga kawanan gajah menuju ke Pekon Gunung Ratu.
Namun kawanan gajah liar gagal masuk dan berhasil kembali menjauh dari pemukiman, berkat kerjasama antara pihak Satgas Penanganan Konflik Gajah dan warga setempat.
Walaupun kawanan gajah liar sudah berhasil dicegah, namun Sugeng dan kawan-kawan harus tetap memantau kondisi.
Kemungkinan keberadaan kawanan gajah liar itu masih berada tidak jauh dari pemukiman warga.
Sugeng mengatakan, bahwa mereka belum berhasil membawa kawanan gajah liar itu ke habitat aslinya karena banyak kendala.
"Kami sudah berupaya dengan maksimal agar kawanan gajah tersebut bisa kembali ke habitat asli mereka namun belum berhasil,” kata Sugeng.
“Masih banyak kendala yang kami hadapi contohnya peralatan yang belum memadai,” pungkasnya.
Menurut Sugeng, saat ini kawanan gajah liar sedang mendekati salah satu destinasi wisata Kawah Nirwana.
Karena jalur itu merupakan jalur khusus yang mereka lalui setiap berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Sugeng dan pihaknya pun terus mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan kawanan gajah liar kembali masuk ke pemukiman.
Sugeng juga memperingati masyarakat agar menjauhi tempat-tempat yang biasanya menjadi jalur perlintasan kawanan gajah liar.
"Imbauan kami untuk masyarakat sekitar agar terus waspada dan berhati-hati, pantau selalu kondisi agar gajah tidak masuk ke pemukiman lagi,” kata Sugeng.
“Selain itu juga jauhi tempat-tempat yang memang sudah menjadi jalur lintas gajah-gajah tersebut,” tutupnya.
( Tribunlampung.co.id / Yogi Wahyudi /Bobby Zoel Saputra )