Saat proses evakuasi, menurut Nunik, lima orang pegawai sedang memindahkan komputer kantor. Tiba-tiba tertimpa reruntuhan rangkaian atap.
"Yang melaksanakan evakuasi ada lima orang, mereka merupakan pegawai yang menempati kantor itu," katanya.
Saat peristiwa berlangsung, lanjut dia, komputer belum ada yang keluar.
Nunik menambahkan, akibat kejadian itu sebanyak dua unit komputer dan dua printer rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
Atas kejadian itu para korban luka langsung dibawa ke Puskesmas terdekat.
Baca juga: Bupati Lampung Tengah Musa Ahmad Bantah Turut Gratifikasi Kasus Mantan Rektor Unila
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Truk Tangki Renggut Nyawa Bapak Anak di Jalintim Mesuji
"Korban sudah dirawat di Puskesmas dan hari ini sudah di rumah," katanya.
Nunik mengatakan, dari lima korban tidak ada yang dirawat di rumah sakit.
Nunik mengungkapkan, sebelumnya pihak Dinas Sumber Daya Air sudah mengajukan rehabilitasi. Namun hingga peristiwa terjadi belum ada keputusan.
"Sedang proses pengajuan rehab, tepatnya laporan kerusakan," ujarnya.
Ditambah ada peristiwa ini, lanjutnya, kami mengajukan laporan ulang.
Ia menambahkan, sejak gedung ini berdiri pada tahun 1983, baru dilaksanakan renovasi besar sekali di tahun 1990.
"Detail renovasi saya tidak tahu karena saya belum bergabung di Dinas ini," katanya.
Akibatnya, lanjut Nunik, pekerjaan terhambat karena peristiwa ambrolnya atap gedung.
Sebagian pegawai yang terdampak fokus memindahkan seluruh barang-barang ke gedung lain.
"Kami evakuasi termasuk ruangan kepala dinas, sekretariat, bagian perencanaan, dan ruangan lain yang kondisinya dikhawatirkan mengalami hal serupa," katanya.