Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Capaian investasi yang masuk di Kota Bandar Lampung tahun 2022 telah melampaui yang ditargetkan pusat.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bandar Lampung mencatat, untuk realisasi investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan PMA (Penanaman Modal Asing) hingga Triwulan III 2022 mencapai Rp 2,74 triliun lebih.
"Di Tahun 2022 ini kita ditarget pusat Rp 1,6 triliun terkait rencana investasinya," ungkap Plt Kepala DPMPTSP Bandar Lampung Muhtadi ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/12/2022).
"Untuk capaian hingga triwulan III 2022 sudah jauh melampaui target yaitu Rp 2,74 triliun lebih," sambungnya yang didampingi Kepala Bidang Penanaman Modal Alinda Wati.
Realisasi investasi ada pada sektor sekunder dan tersier.
Sementara di sektor primer nol realisasi.
Baca juga: Inflasi Lampung di November 2022 Tembus 5,89 Persen, Tertinggi Disumbang Bensin
Baca juga: Indeks Literasi Keuangan Masyarakat Lampung Tahun 2022 Menjadi 41,30 Persen
Lebih lanjut Muhtadi menjelaskan, realisasi investasi tertinggi ada pada sektor sekunder yang mencapai Rp 1,44 triliun lebih hingga triwulan III.
"Di sektor sekunder ini didominasi PMA sebesar Rp 1,15 triliun lebih, untuk PMDN Rp 289,5 miliar lebih," kata Muhtadi.
Jika dirinci lagi dari nilai investasi sektor sekunder, paling banyak bergerak di bidang industri makanan atau food industry.
Untuk nilai investasi di industri makanan baik PMDN maupun PMA totalnya mencapai Rp 1,27 triliun.
Menyusul ada kimia dan farmasi baik PMDN maupun PMA total Rp 164,15 miliar lebih.
Berikutnya investasi di industri karet dan plastik Rp 4,4 miliar serta industri mineral non logam Rp 3,9 miliar yang semuanya berasal dari PMDN.
Terkait sektor tersier total nilai investasi baik PMDN dan PMA sebesar Rp 1,3 triliun lebih.
"Terbesar ada pada hotel dan restoran total dari PMDN dan PMA Rp 515,1 miliar," kata Muhtadi.
Kemudian perumahan, kawasan perkantoran atau real estate Rp 382 miliar; perdagangan dan reparasi Rp 211,4 miliar; jasa lainnya Rp 101,2 miliar; transportasi, gudang dan komunikasi Rp 84,1 miliar.