Erupsi pertama dari Gunung Anak Krakatau terjadi pada Selasa (3/1/2023) sekitar pukul 16.38 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 100 m di atas puncak (kurang lebih 257 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal ke arah timur laut.
Erupsi yang terjadi pada Selasa (3/1/2023) sekitar pukul 16.38 WIB ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 47 mm dan durasi 22 detik.
Baca juga: Pemkab Lampung Selatan Imbau Masyarakat Tak Termakan Hoaks Erupsi Gunung Anak Krakatau
Erupsi Gunung Anak Krakatau yang kedua terjadi pada Rabu (4/1/2022) sekitar pukul 14.10 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 100 m di atas puncak (kurang lebih 257 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur.
Erupsi Gunung Anak Krakatau yang kedua ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 20 detik.
Erupsi Gunung Anak Krakatau yang ketiga terjadi pada hari yang sama yakni Rabu (4/1/2022) sekitar pukul 15.09 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 3000 m di atas puncak (kurang lebih 3157 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah timur.
erupsi Gunung Anak Krakatau yang keempat terjadi pada Kamis (5/1/2023) sekitar pukul 00.13 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurng lebih 750 m di atas puncak (kurang lebih 907 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur laut.
Erupsi Gunung Anak Krakatau yang keempat ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 1590 detik.
( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )