"Kalau pupuk asli dari Gua Matu ini beda dengan pupuk kandang biasa, karena kalau digunakan untuk tanaman hasilnya langsung terlihat, tanaman akan lebih subur," bebernya.
Sementara itu, Subing (38) warga lainya yang sedang mengambil pupuk guano mengaku, masyarakat sekitar memanfaatkan kotoran kelelawar itu untuk pupuk sudah berlangsung sejak lama.
"Kalau pengetahuan mengambil pupuk di gua matu ini sudah dari nenek moyang kita dulu," ucapnya.
Diungkapkannya, meskipun pupuk kotoran kelelawar ini sudah diketahui memiliki manfaat bagi tanaman sejak lama.
Namun, sangat sedikit masyarakat yang berani mengambil kotoran kelelawar dari dalam Gua Matu tersebut.
Sebab, banyaknya cerita mistik yang dikaitkan dengan penghuni goa Matu ini, sehingga membuat tidak sembarangan masyarakat mengambil kotoran kelelawar.
Menurut masyarakat adat setempat, untuk bisa mengambil kotoran kelelawar dari dalam Gua matu mereka harus melakukan semacam ritual minta izin kepada penghuni gua terlebih dahulu.
Tradisi tersebut tentu berdampak baik bagi kelangsungan ekosistem ribuan kelelawar yang menghuni gua Matu ini.
Sehingga manfaat yang dirasakan mayarakat dari kotoran kelelawar dari terus berlangsung dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
(Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif)