Berita Lampung

Sampah Jadi Masalah Utama di Pelabuhan Ketapang Pesawaran Lampung

Penulis: Oky Indra Jaya
Editor: Dedi Sutomo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tempat sampah (tong) yang disiapkan oleh pihak Desa Desa Batu Menyan, Kecamatan Teluk Pandang, Pesawaran. Pihak Desa Batu Menyan terus mendorong semua pihak untuk dapat peduli dengan masalah sampah.

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Sampah masih menjadi persoalan serius di sentra wisata Ketapang, Desa Batu Menyan, Kecamatan Teluk Pandang, Pesawaran, Lampung.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Desa (kades) Batun Menyan, Syahruji pada Rabu (25/1/2023).

Menurutnya, masalah yang hingga menjadi kendala masyarakat adalah sampah yang terbawa oleh air laut ke pinggiran pantai.

Cukup banyak sampah yang tersapu hingga sampai pantai. Seperti sampah kantong plastik, botol, dan gelas plastik.

"Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan berdampak pada kondisi lingkungan," kata Syahruji.

Baca juga: Pemkab Lampung Barat Tiap Hari Angkut 15 Ton Sampah 

Baca juga: Kerap Macet, Polres Pesawaran Lampung Tempatkan Personel di Zona Aman Sekolah

Dikatakannya, pihak desa telah berupaya untuk mengatasi hal itu.

Diantarnya dengan mengajak pengunjung dan juga warga masyarakat di sekitar pantai untuk turut membantu membersihkan sampah yang ada di pantai.

"Kita minta kepada pemilik warung di sekitaran Ketapang untuk menyiapkan kantong untuk tempat sampah."

"Kita juga mengajak pengunjung untuk perduli pada lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan," ujar Syahruji.

Lebih lanjut ia mengatakan, pihak desa juga sudah membuat komitmen bersama dengan para agen wisata, nahkoda kapal, pelaku usaha, dan juga warga untuk bersama-sama peduli dengan sampah.

"Kita minta kepada nahkoda untuk juga mengingatkan pengunjung agar tidak membuang sampah ke laut."

"Begitu juga dengan agen wisata. Kita juga minta mereka mengingatkan wisatawan agar tidak membuang sampah ke laut," terang Syahruji.

Ia menambahkan, selama ini untuk membersihkan sampah di pinggir pantai pihak desa selalu menggerakan masyarakat secara gotong royong.

Pihak desa juga mendorong masyarakat melakukan pengelolaan sampah rumah tangga.

"Jadi kita minta warga untuk memisahkan sampah yang bisa terurai (organik) dan tidak bisa terurai (non organik)."

Halaman
12

Berita Terkini