"Secara teori penyakit LSD ini tidak zoonosis, penyakit ini hanya menular diantara hewan saja," kata dia.
Ciri sapi yang mengalami LSD sendiri gejala klinis ya adalah demam, tidak nafsu makan, pembengkakan limfonodus.
"Ada muncul benjolan di kepala, leher, ambing dan kaki hingga menyebar ke seluruh tubuh," beber Rifki.
Kemudian ada leleran kental di mata dan hidung ternak. Untuk pencegahan, terusnya, peternak harus menjaga kebersihan kandang dan melakukan vaksinasi hewan sehat.
Salah satu peternak di Rajabasa Udin Sentanu mengaku memiliki 14 ekor sapi indukan maupun jantan.
Dirinya mengembangbiakan sapi untuk dijual anakannya. Harga anakan sapi usia di atas 7 bulan dijual kisaran Rp 8 juta sampai 12 juta untuk jantan dan Rp 6 juta - 9 juta untuk betina per ekornya.
"Dari 2010 saya beternak, mudah-mudahan jangan sampai menjangkiti ternak saya, kami akan melakukan langkah-langkah antisipasi tentunya," ujar Udin.
(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)