"KBRI Ankara (Turki) sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat," jelas KBRI Turki.
Hingga saat ini belum ada WNI yang dilaporkan tewas akibat bencana ini.
Sejauh ini KBRI melaporkan ada 3 WNI yang mengalami luka akibat bencana ini.
Rinciannya adalah 1 WNI di provinsi Kahramanmaras yang menjadi pusat gempa, dan 2 orang di provinsi Hatay.
Ketiganya saat ini telah dirujuk ke rumah sakit terdekat.
"Tiga orang WNI mengalami luka, 1 orang di Kahramanmaras dan 2 orang Hatay, dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat," kata KBRI Turki, dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/2/2023).
Presiden Recep Tayyip Erdogan pun telah melakukan komunikasi dengan Gubernur Kahramanmaras dan menyampaikan duka cita kepada masyarakat terdampak.
Pemerintah negara itu pun telah mengerahkan tim SAR dari seluruh Turki.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu menegaskan bahwa prioritas saat ini adalah penyelamatan korban yang terjebak di reruntuhan dan bantuan darurat bagi masyarakat terdampak.
Dikutip dari laman CNN, menurut badan penanggulangan bencana AFAD, di Turki, sedikitnya 76 orang tewas dan lebih dari 440 terluka.
Sedangkan di negara tetangganya, Suriah, setidaknya 237 orang tewas dan lebih dari 630 orang terluka.
Hal ini dilaporkan kantor berita negara Suriah SANA, mengutip seorang pejabat Kementerian Kesehatan negara itu.
Kematian ini dilaporkan terjadi di kota Aleppo, Latakia, Hama dan Tartus.
Menurut kelompok 'White Helmets' yang secara resmi dikenal sebagai Pertahanan Sipil Suriah, sebuah organisasi kemanusiaan yang dibentuk untuk menyelamatkan orang-orang yang terluka dalam konflik, ratusan orang pun kini masih terjebak di bawah reruntuhan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
(Tribunlampung.co.id)