Bisa Dialami Remaja, Campak Kerap Menular Melalui Batuk

Penulis: Jelita Dini Kinanti
Editor: Daniel Tri Hardanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

dr Azizah Amalia Bastian menjelaskan penyebab penyakit campak.

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Belakangan ini jumlah anak yang terkena penyakit campak sedang meningkat. Campak adalah penyakit yang banyak dialami anak-anak.

Tapi jangan salah, orang dewasa muda atau remaja juga bisa terkena campak. Jadi tidak ada salahnya untuk mengenal penyakit yang memiliki nama lain measles atau rubeola ini. 

dr Azizah Amalia Bastian SpKK dari Rumah Sakit Muhammadiyah Metro menjelaskan, campak adalah penyakit yang bisa dialami bayi, anak-anak, dan remaja. Campak disebabkan infeksi virus morbilligolongan paramyxoviridae. 

Seseorang terkena campak karena tertular dari orang lain yang sudah lebih dahulu terkena campak, karena campak adalah penyakit yang sangat menular. Penularan campak melalui droplet atau percikan ludah yang keluar melalui batuk atau bersin, kemudian masuk ke mata, hidung, atau mulut. 

Namun begitu tertular, gejala campak tidak akan langsung muncul karena ada masa inkubasi 7-21 hari.

Baca juga: Tak Hanya Menyerang Anak-anak, Ternyata Penyakit Campak Bisa Menjangkiti Orang Dewasa

"Jika selama masa inkubasi daya tahan tubuh bagus, bisa jadi gejala campak tidak akan muncul," kata owner Luxederma Clinic itu, Jumat (10/2).

Namun jika selama masa inkubasi daya tahan tubuh tidak bagus, maka akan muncul gejala campak setelah masa inkubasi selesai. Gejala campak yang pertama kali muncul adalah gejala prodormal yakni panas hingga 40 derajat celsius, dan ada gejala 3C. Gejala 3C itu terdiri dari cough (batuk), coryza (hidung berair atau bersin-bersin), dan conjunctivitis (peradangan diselaput mata).

Ada juga gejala bercak putih di pipi bagian dalam area gigi graham. Namun, bercak putih ini jarang ditemukan.

Setelah 3-4 hari akan muncul ruam merah pertama kali di belakang telinga, lalu menyebar ke wajah dan bagian tubuh lain. "Ruam merah ini menonjol dan terasa gatal," kata anggota Perdoski Cabang Bandar Lampung itu.

Selanjutnya ada gejala nafsu makan berkurang, dan ada gejala yang bisa muncul atau tidak yakni pembesaran kelenjar getah bening. Gejala-gejala yang muncul akan menentukan bagaimana pengobatan campak oleh dokter, karena pengobatan campak berdasarkan gejala.

Namun beberapa pendapat mengatakan, pengobatan juga bisa dilakukan dengan memberikan antivirus dan imunomodulator yang merupakan obat yang berperan terhadap daya tahan tubuh.

Selain pengobatan, penderita campak juga perlu meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang memiliki gizi seimbang, cukup protein dan karbohidrat, serat, serta vitamin. Jangan lupa untuk istirahat yang cukup.

Sebab daya tahan tubuh yang kuat akan mampu melawan virus akibat campak, sehingga campak akan sembuh. Umumnya seseorang butuh waktu selama 7-10 untuk penyembuhan campak, dan setelah campak sembuh, ruam merah  tidak akan meninggalkan bekas.

Baca juga: 139 Ribu Lebih Anak di Bandar Lampung Sudah Dapat Imunisasi Campak dan Rubela

Itu karena ruam merah berubah menjadi kecokelatan dan akan mengelupas dalam 2-3 hari. Setelah sembuh, campak tidak akan kambuh lagi. Sebab campak adalah penyakit yang hanya terkena sekali seumur hidup.

Namun ada kasus campak tidak sembuh dalam 7-10 hari, dan justru terjadi kompilikasi yakni diare, radang telinga dalam, dan peradangan di selaput mata yaitu mata merah.

Ada juga komplikasi yang dapat mengakibatkan kematian seperti  radang paru, radang otak, dan dehidrasi.

Komplikasi campak tersebut paling sering dialami oleh anak-anak dengan usia kurang dari lima tahun akibat imun yang rendah, dewasa usia di atas 20 tahun, wanita hamil, serta pasien imunokompromais seperti HIV, leukimia, dan gizi buruk. Wanita hamil juga bisa mengalami komplikasi bayi lahir prematur atau keguguran.

"Melihat adanya komplikasi itu, bisa dikatakan campak adalah penyakit yang tidak bisa dianggap remeh. Untuk itu, lakukan pencegahan campak dari sekarang," ucap dr Lia.

Cara mencegah campak yakni dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan lakukan vaksi MR (measles rubella).

Beda dengan Campak Jerman

Masih ada yang belum tahu kalau ada penyakit yang bernama campak jerman, yang berbeda dengan penyakit campak yang selama ini lebih banyak dikenal. Perbedaan campak jerman dan campak ada pada penyebab dan gejala, 

dr Lia menjelaskan, campak jerman disebabkan virus rubella, dan paling banyak dialami oleh orang-orang dewasa muda. Gejala campak jerman lebih ringan dibandingkan dengan campak, misalnya demam tidak terlalu tinggi, tidak ada gejala 3C, nyeri sendi, dan pembesaran kelenjar getah bening.

Ada juga gejala ruam merah yang akan memudar dua hari setelah demam berhenti. Gejala berikutnya ada bercak merah di langit-langit mulut, dan pembengkakan kelenjar getah bening terutama di belakang telinga.

Meskipun gejala dan penyebab berbeda, campak jerman dan campak ada kesamaan. Kesamaan yakni cara penularan yang sama-sama dari droplet, kemudian cara pengobatan dan pencegahannya juga sama.

(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)

Berita Terkini