"Apabila kami menang Pilkada, maka ini dinyatakan bukan utang. Itulah yang terjadi, makanya begitu Pilkada selesai, menang selesai," imbuhnya.
Alasan Kenapa Dianggap Lunas Jika Menang
Dalam klarifikasinya, Anies Baswedan ingin menggarisbawahi, mengapa utang tersebut justru tak dibayar ketika ia dan Sandiaga Uno memenangkan Pilkada DKI 2017.
Jika kalah, ujar Anies, ia akan berada di luar pemerintahan.
Hal ini akan membebaskan dirinya dalam mencari uang untuk melunasi utang.
Sementara itu, apabila menang dan masuk dalam pemerintahan, ia menilai utang itu tak perlu dibayar.
Pasalnya, kata Anies, terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta bukan menjadi alasannya untuk mencari uang di pemerintahan.
"Saya ingin garis bawahi di sini, kenapa kalau kalah malah bayar? Kalau kalah maka saya akan berada di luar pemerintahan, maka di situ saya akan cari uang untuk mengembalikan," terangnya.
"Mungkin saya bisnis, mungkin saya usaha apapun, supaya mengembalikan. Saya di luar pemerintahan," ujarnya.
"Kalau saya menang, saya masuk pemerintahan, saya tidak cari uang di pemerintahan untuk membayar itu (utang). Tapi, kalau tidak, saya harus ngumpulin uang buat bayar utang," tegasnya.
Anies menilai, sah-sah saja bagi dirinya mencari uang untuk melunasi utang, jika berada di luar pemerintahan.
Namun, karena dirinya berhasil memenangi Pilkada DKI 2017, maka utang itu dianggap sebagai bentuk dukungan untuk Jakarta yang lebih baik.
Baca juga: Djarot Saiful Hidayat Bak-blakan Sindir Kinerja Anies saat Jadi Gubernur DKI
Baca juga: PKB Tunggu Perkembangan, PKS Putuskan Usung Anies Baswedan Capres 2024
"Bukankah ini yang menjebak kita selama ini, dengan segala macam praktik-praktikĀ fund rising, untuk apa? Untuk biaya Pilkada."
"Kemarin sebaliknya, bila kalah, saya di luar pemerintahan, sah dong cari uang. Sah dong punya usaha,"
"Tapi, begitu menang, saya di pemerintahan, malah tidak usah. Justru itulah dukungan Anda untuk Jakarta yang lebih baik," tandasnya.