Dalam pemeriksaaan terungkap enam jenazah berjenis kelamin laki-laki.
Lalu, sisanya tiga orang berjenis kelamin perempuan.
"Usianya antara 25 hingga 50 tahun," kata Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry Purwanti, Selasa, dikutip dari TribunJateng.com.
Menurutnya, kondisi jenazah dalam keadaan pembusukan lanjut.
"Kami perkirakan waktu kematian antara 6 bulan sampai 24 bulan," jelas Sumy.
Mengenai penyebab kematian, korban disebut lemas karena racun.
"Racunnya jenis apa nanti menunggu hasil laboratorium forensik," papar Sumy.
Tergiur Iming-iming Uang Miliaran
Satu di antara korban Mbah Slamet, dukun pengganda uang, yang telah membunuh 11 orang di Banjarnegara, tergiur iming-iming uang miliaran.
Mbah Slamet menjanjikan uang sebesar Rp 5 miliar setelah korbannya itu menyetorkan uang Rp 70 juta.
Namun, bukan uang hasil penggandaan yang didapatkan korban, melainkan kini ia tinggal nama alias telah meninggal dibunuh Mbah Slamet.
Diketahui, insiden pembunuhan yang dilakukan dukun pengganda uang tersebut terjadi tepatnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Para korban Mbah Slamet semuanya tergiur iming-iming sang dukun yang mengaku mampu menggandakan uang hingga miliaran rupiah.
Satu di antara korban yang tergiur penggandaan uang, bernama Paryanto, menyerahkan uangnya kepada Tuhai alias Tohari atau Mbah Slamet.
Total Paryanto menyerahkan uang Rp 70 juta kepada Slamet dan sang dukun berjanji akan menggandakan uang tersebut menjadi Rp 5 miliar.