Korban Dukun Pengganda Uang

Korban Dukun Pengganda Uang Pulang ke Lampung, Alda Tak Henti Menangis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di rumah duka, Sabtu (8/4/2023). Alda tak henti menangis sepanjang jalan kala mendampingi jenazah orang tuanya, mendiang Irsad dan Wahyu Triningsih, pulang ke Lampung dari Banjarnegara.

“Bahkan saya tahu betul saat itu almarhum masih menjadi perajin peci di Bandar Lampung, ucap Redawati kepada Tribun Lampung.

“Dan si Tri atau sang istri melakukan usaha tapis kecil-kecilan di rumahnya,” imbuhnya.

Mereka pun kemudian membuat usaha sendiri di rumah ketika mendapatkan bantuan mesin tapis dari mantan Bupati Pesawaran yakni Aries Sandi.

Kemudian mendapatkan kembali bantuan mesin dari Bupati Pesawaran saat ini yakni Dendi Ramadhona.

Sehingga mesin bantuan dari pemerintah daerah tersebut dipakai oleh keduanya untuk merintis usaha.

Serta juga memiliki karyawan dari usaha yang semakin maju dirintisnya.

Kedua pasutri sudah lama kenal

Kedua pasang pasutri korban keganasan Slamet Tohari sang dukun pengganda uang merupakan sahabat dekat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo saat diwawancarai pada Rabu (5/4/2023).

Pratomo menjelaskan, bahwa kedua pasutri tersebut telah saling mengenal dan keduanya sama-sama melakukan keberangkatan ke lokasi dari Slamet Tohari.

“Dan memang sebenarnya para korban saling memberi tahu dan kemudian berangkat kesana,” kata Pratomo.

Terkait hubungan antara siapa yang mengenalkan Slamet Tohari kepada dua pasutri tersebut Polres Pesawaran masih mendalami perantaranya.

“Jadi, siapa yang memperkenalkan kepada Slamet Tohari ini ada satu orang,” ucap Pratomo.

Dan sampai saat ini masih akan berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara untuk mengambil keterangan dari seorang perantara tersebut.

“Terkait apakah perantara itu terlibat atau tidak,” katanya.

Halaman
1234

Berita Terkini