Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Pemulangan jenazah Mustopa (60) pelaku penembakan gedung MUI di Jakarta Pusat masih menunggu pemeriksaan forensik.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Polres Pesawaran, Polda Lampung AKBP Pratomo Widodo saat diwawancarai di rumah pelaku di Desa Sukajaya, Kecamatan Way Khilau.
Kepala Polres Pesawaran, Polda Lampung AKBP Pratomo Widodo jelaskan saat ini jenazah masih dilakukan pemeriksaan oleh kedokteran forensik Rumah Sakit Pusat Bhayangkara Jakarta.
Tentunya kepulangan jenazah pelaku ini dilakukan setelah hasil pemeriksaan keluar.
“Masih dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,” ucap Pratomo.
Setelah semuanya selesai pihaknya akan mengirimkan jenazah ke kediamannya.
Baca juga: Rumah Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat di Lampung Diperiksa Anggota Polda Metro Jaya
Sementara itu Kepala Desa Sukajaya, Kecamatan Way Khilau, Tarmizi mengatakan, pihak keluarga telah menerima atas kematian dari pelaku.
Itu setelah dilakukan rembukan oleh pihak keluarga terkait informasi yang menyangkut kematian pelaku Mustopa.
Dengan demikian, pihak keluarga juga menunggu kepulangan dari jenazah.
Setelahnya baru akan dilakukan pemakaman.
Kemudian, pada rencananya pemakaman akan dilakukan di di pemakaman keluarga di Dusun 1, Desa Sukajaya.
“Keluarganya masih menunggu dan persiapan pemakamannya senada dengan informasi yang akan terus diberikan oleh kepolisian,” pungkasnya.
Keluarga Minta Tidak Percaya Mimpi Nabi
Keluarga dari Mustopa di Pesawaran Lampung pernah minta pelaku penembakan kantor MUI untuk tidak percaya mimpi menjadi nabi.
Hal tersebut diungkapkan oleh sepupu pelaku, Zakwan Sapili pada Rabu (3/5/2023) saat diwawancarai di kediamannya di Desa Sukajaya, Kecamatan Way Khilau, Pesawaran Lampung.
Sapili menjelaskan, bahwa pelaku penembakan kantor MUI pusat di Jakarta yaitu Mustopa (60) selalu mengaku bahwa dirinya bermimpi dan mengaku menerima wahyu untuk menjadi nabi.
Wahyu yang dikatakan pelaku kepadanya tersebut adalah sebagai maksud untuk memperjuangkan risalah kenabian setelah Nabi Muhammad.
Sehingga Sapili memaparkan, apa yang dilakukan oleh Mustopa yang mengaku nabi tersebut adalah sulit diterima dengan akal.
Pasalnya, pengakuan pelaku atas kenabiannya tersebut bahkan sampai membuat tindakan yang di luar batas.
Bahkan sampai melakukan penembakan kepada gedung MUI pusat di Jakarta Pusat pada Selasa (2/5/2023) pagi.
Sapili memaparkan, pernah berbicara kepada pelaku agar tidak lagi melakukan hal tersebut.
Bahkan, melakukan perjuangan-perjuangan terkait meminta pengakuannya atas menjadi nabi.
“Dia bilang akan meneruskan perjuangan dan mimpinya,”kata dia.
Namun, meski begitu pelaku tidak minta orang lain untuk menjadi pengikutnya.
“Dia cuma hanya ingin diakui bahwa dia nabi dan saat ini tengah meneruskan risalah kenabian,” jelasnya.
Disamping pengakuannya tersebut, Sapili mengatakan bahwa prilaku pelaku masih dikatakan normal dalam bersosialisasi.
Sementara itu NL istri dari pelaku mengatakan, bahwa dirinya tidak pernah tidur bersama di rumah.
Baca juga: Kemenag dan FKUB Lampung Mengutuk Keras Penembakan Kantor MUI Pusat
Hal tersebut telah dilakukannya selama dua tahun silam.
Itu terjadi saat anak-anaknya telah merantau ke luar daerah.
“Jadi saya selalu tidur di rumah anak pertama saya, karena di sana ada cucu dan menantunya, tidak ada lelaki di sana,” kata dia.
(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)