Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Gunung Seminung merupakan satu di antara gunung terkenal yang berada di Provinsi Lampung, tepatnya Kabupaten Lampung Barat.
Memiliki ketinggian sekitar 1.881 mdpl, Gunung Seminung seakan menjadi destinasi muncak favorit bagi para pecinta alam di Lampung Barat bahkan di seluruh Indonesia.
Lokasi Gunung Seminung berada tepat di perbatasan antara Kabupaten Lampung Barat, Lampung dan Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan.
Bagi yang ingin mendaki gunung ini, para pendaki bisa melewati dua jalur yang disediakan oleh masing-masing pengelola di lokasi tersebut.
Untuk jalur pertama, pendaki bisa muncak melalui Kabupaten Lampung Barat tepatnya via jalur Pekon Tebak Pring, Kecamatan Sukau.
Kemudian untuk jalur yang kedua, pendaki juga bisa melalui Kabupaten Oku Selatan tepatnya via jalur Kota Batu.
Kali ini, tim Tribunlampung.co.id diberi kesempatan oleh pihak pengelola untuk dapat menaklukan gunung terkenal kedua di Lampung Barat setelah Gunung Pesagi ini.
Tim diperkenankan untuk menjelajahi keindahan alam Lampung Barat yang masih sangat asri melalui pendakian Gunung Seminung ini.
Diketahui, pendaki yang ingin muncak pertama-tama harus melakukan registrasi terlebih dahulu di base pertama yang merupakan basecamp para pokdarwis.
Tentunya pokdarwis juga akan memastikan apakah para pendaki sudah siap atau belum untuk bisa mendaki Gunung Seminung ini.
Untuk informasi, harga tiket masuk bagi para pendaki yang ingin muncak di Gunung Seminung ini terbilang murah.
Pengunjung atau pendaki hanya perlu merogoh kocek senilai Rp 10 ribu/orang dan untuk pentitipan motor dikenakan biaya seharga Rp 15 ribu.
Wakil Ketua Pokdarwis Gunung Seminung, Usuludin mengatakan, para pendaki yang ingin naik ke puncak diharuskan memiliki kesiapan yang matang khususnya dari segi kesehatan.
“Karena untuk naik ke atas dan menaklukan gunung ini, pendaki harus benar-benar kuat fisiknya. Karena perjalanan yang ditempuh lumayan,” ujar dia, Sabtu (15/7/2023).
“Selain itu, logistik para pendaki juga harus diperhatikan. Karena logistik merupakan suatu hal yang penting untuk bertahan hidup,” terusnya.
Sebelum tim memulai pendakian, Usuludin menceritakan sejarah tentang awal dikelolanya Gunung Seminung ini.
Secara administrasi, gunung yang memiliki sejarah panjang di Lampung Barat ini mulai resmi dikelola pada tahun 2019.
“Kalau secara resmi kita pokdarwis sini mulai mengelola pada akhir tahun 2019 tepatnya sekitar bulan Oktober,” sebut dia.
“Tujuan utama dikelola yaitu untuk membantu para pendaki agar mereka bisa mendapatkan keamanan, kenyamanan dan keselamatan dalam misi pendakian mereka,” tambahnya.
Kemudian, lanjut Usuludin, tujuan yang kedua dikelolanya gunung ini untuk pemantauan kebakaran hutan yang dikomandoi langsung oleh Kesatuan Pengelola Hutan (KPH).
Usuludin mengungkapkan, pendaki yang naik ke atas Gunung Seminung ini biasanya akan mendapatkan pemandangan alam yang masih sangat asri dan indah.
“Karena pendaki dapat melihat indahnya Danau Ranau dari atas, serta lautan awan yang menutupi dataran rendah,” ungkap Usuludin.
“Pendaki juga bisa melihat satwa-satwa, tumbuhan langka yang bernama Adelweis dan tumbuhan unik lainnya seperti kantung semar,” sambungnya.
Sebelum melepas tim untuk naik ke puncak, dirinya juga memberikan imbauan agar bisa menjaga kebersihan dan jangan merusak apapun yang ada di Gunung Seminung.
Singkat cerita, sekira pukul 17.30 WIB akhirnya tim memulai perjalanannya untuk menaklukan gunung yang memiliki panorama alam yang indah ini.
Menurut Usuludin, perjalanan panjang yang ditempuh untuk sampai ke puncak Gunung Seminung berada di kisaran 2 setengah hingga 3 jam.
Namun waktu itu merupakan kisaran waktu perjalanan yang ditempuh bagi pendaki yang sudah biasa mendaki.
Untuk pendaki pemula, biasanya waktu yang ditempuh untuk sampai ke puncak atas bisa melebihi estimasi waktu tersebut.
Memasuki pos satu, tim mulai disuguhkan dengan vegetasi tumbuhan di hutan yang lumayan padat dan rimbun.
Saat itu, oksigen yang didapatkan tidak seperti biasanya sehingga membuat tim cukup kewalahan di dalam hutan.
Hal itu dikarenakan adanya proses respirasi yakni memasuki malam hari, biasanya tanaman mulai menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Sedangkan pada umumnya, tanaman mengonsumsi karbon dioksida dan melepaskan oksigen di waktu siang hari, proses inilah yang dikenal sebagai proses fotosintesis.
Namun hal itu tidak mengurungkan niat tim untuk dapat menaklukan gunung agar bisa menikmati pemandangan dari atas puncak.
Perjalanan tim juga ditemani oleh hujan yang mengguyur di setengah perjalanan, hal ini malah semakin mempercepat niat tim untuk bisa cepat sampai ke atas.
Dengan nafas yang terengah-engah, akhirnya tim dapat melewati berbagai pos yakni pos dua, pos tiga, dan pos empat.
Sebagai informasi, untuk dapat sampai ke puncak Gunung Seminung, pendaki harus melewati titik istirahat yang berjumlah lima pos.
Tim memutuskan untuk beristirahat dengan waktu yang lama di pos empat sekaligus mengisi perut terlebih dahulu agar stamina dan tenaga bisa kembali terkumpul.
Selama perjalanan untuk sampai di pos empat itu, tim telah banyak melewati jalan menanjak dan curam serta diperlihatkan beberapa aktivitas di hutan pada malam hari.
Berbagai satwa liar dan tanaman berupa pohon yang sudah tumbuh hampir 100 tahun lebih menemani kami di sepanjang perjalanan.
Karena merasa stamina sudah mulai terkumpul dan tubuh mulai merasa dingin karena terlalu lama istirahat, akhirnya tim kembali melanjutkan perjalanan menuju pos lima.
Perjalanan dari pos empat menuju pos lima merupakan perjalanan yang tidak terlalu mengeluarkan banyak tenaga.
Hal itu dikarenakan trek yang dilewati sudah mulai sedikit datar dan sudah tidak ada lagi pohon-pohon padat yang berada di sisi kanan dan kiri trek.
Hanya ada rumput ilalang dan berbagai jenis tumbuhan yang ukurannya terbilang rendah dan tidak terlalu tinggi.
Kurang lebih setengah jam dari pos empat, akhirnya perjuangan tim membuahkan hasil dengan sampai di pos lima yang merupakan puncak tertinggi Gunung Seminung.
Tim berhasil sampai di atas puncak sekira pukul 22.00 atau tepatnya empat jam setengah waktu perjalanan dari pos pertama.
Setelah sampai di puncak, tim langsung bergegas untuk mendirikan tenda sekaligus membuat makan malam untuk disantap bersama.
Makan malam itu terasa nikmat setelah perjalanan panjang yang telah dilalui bisa sukses untuk sampai ke puncak.
Sambil ditemani city light dari perkotaan yang berada di Kabupaten Oku Selatan, tim sangat lahap menyantap makanan itu.
Sekira pukul 00.00 WIB, setelah selesai menyantap makanan sekaligus bersih-bersih, akhirnya tim memutuskan untuk beristirahat.
Kondisi badan yang masih basah karena hujan diperjalanan dan udara di puncak yang sangat dingin memaksa tim untuk segera beristirahat.
Singkat cerita, saat bangun di pagi hari, tim dikejutkan dengan pemandangan panorama alam yang sangat menakjubkan.
Mata seolah langsung dimanjakan oleh keindahan matahari terbit (sunrise) dengan hamparan Danau Ranau yang indah di bawahnya.
Lelah hasil dari perjalanan panjang semalam pun menjadi hilang karena mendapat suguhan pemandangan alam dari Lampung Barat dan Oku Selatan.
Saat itu tim seperti sedang menginjakan kaki di atas awan dengan keindahan matahari yang berada di atasnya.
Karena hal itulah mengapa Kabupaten Lampung Barat ini bisa mendapat julukan sebagai Negeri di Atas Awan.
Salah satu pendaki bernama Rio mengatakan, dirinya bersama teman-teman memang sengaja mendaki untuk mendapatkan keindahan panorama alam ini.
“Karena memang kalau sudah di puncak sini pasti pemandangannya indah banget, masih sangat natural dan asri,” kata dia.
“Jadi sengaja bela-belain muncak bareng teman-teman ini. Sekaligus menghabiskan waktu liburan juga,” sambungnya.
Rio menjelaskan, wisata alam Gunung Seminung ini merupakan destinasi yang sangat menakjubkan bagi para pecinta alam.
Kendati demikian, untuk akses jalan saat ini sudah ada beberapa trek yang sudah tertutup oleh pohon dan tumput ilalang.
“Jadinya agak kesusahan kemarin saat nyari jalan, karena udah ada beberapa tanaman yang nutupin treknya ini,” jelas Rio.
“Mungkin karena udah lama belum ada yang muncak, karena juga kan sebelumnya ini sempat ditutup sementara,” pungkasnya.
Terakhir dirinya berharap agar wisata pendakian Gunung Seminung ini bisa semakin berkembang dan semakin maju kedepannya.
Karena yang diketahui, gunung ini merupakan salah satu destinasi yang terbilang ramai dikunjungi oleh para pecinta alam tiap tahunnya.
( Tribunlampung.co.id / Bobby Zoel Saputra )