Berita Lampung

91 Bencana Terjadi di Pesisir Barat Sepanjang 2023, Gempa Hingga Tanah Longsor

Penulis: saidal arif
Editor: Indra Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bencana banjir Way Laay Pesisir Barat yang menghanyutkan 7 rumah pada tahun 2022.

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat hingga pertengahan September 2023 sebanyak 91 bencana telah terjadi di Pesisir Barat Lampung.

Adapun bencana di Pesisir Barat Lampung kebakaran, gempa bumi , tanah longsor hingga cuaca ekstrem.

Baca juga: Pelat Besi Mencuat di Jembatan Way Pedada Pesisir Barat Akhirnya Diperbaiki

Sekretaris BPBD Pesisir Barat, Hermansyah mengatakan, dari 91 bencana tersebut ada lima korban jiwa.

"Lima korban jiwa ini akibat cuaca ekstrem atau karena tenggelam di lautan," ungkapnya, Sabtu (23/9/2023).

Menurutnya, bencana yang paling sering terjadi di Pesisir Barat sepanjang 2023 didominasi bencana gempa bumi dan cuaca ekstrem.

Untuk gempa bumi sendiri, kata dia, telah terjadi sebanyak 41 kali kejadian.

Tidak ada korban jiwa maupun bangunan yang roboh akibat gempa bumi tersebut.

"Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada dampak yang berarti akibat gempa, baik itu bangunan roboh atau korban jiwa, kita doakan semoga daerah kita selalu aman," ujarnya.

Sedangkan cuaca ekstrem telah terjadi sebanyak 35 kejadian.

Cuaca ekstrem yang terjadi itu telah menyebabkan pohon tumbang dan gelombang tinggi.

"Akibat gelombang tinggi ini telah memakan lima korban jiwa," bebernya.

Sedangkan bencana banjir sebanyak dua kali terjadi.

Semuanya ada di Kecamatan Ngaras.

Kemudian bencana tanah longsor telah terjadi sebanyak dua kali yakni terjadi di Kecamatan Lemong dan Kecamatan Pesisir Utara.

Lalu bencana kebakaran sebanyak 10 kali kejadian. Dengan rincian dua kali terjadi di Kecamatan Bengkunat, Ngaras satu kali, Ngambur satu kali, Kecamatan Pesisir Tengah dan Karya Penggawa masing-masing tiga kali kejadian.

"Terakhir kebakaran ini kejadiannya tadi pagi di Kecamatan Pesisir Tengah," bebernya.

"Terakhir bencana yang terjadi yakini abrasi pantai satu kali kejadian di Kecamatan Pulau Pisang," sambungnya.

Mengingat musim kemarau akan segera berakhir dan akan memasuki musim penghujan Herman mengimbau, agar masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan.

Terutama warga yang berada di dekat aliran sungai dan perbukitan yang rentan terjadi tanah longsor.

Sebab, pada musim peralihan potensi terjadi bencana akan lebih meningkat.

Mulai dari bencana angin kencang, tanah longsor, pohon tumbang hingga banjir dan puting beliung.

"Kita mengimbau agar masyarakat meningkat kewaspadaan saat musim peralihan karena biasanya potensi terjadi bencana lebih tinggi, sedangkan kita tidak bisa memprediksi kapan dan dimana akan terjadi bencana," tandasnya.(Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif)

Berita Terkini