Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Hipertiroid adalah penyakit akibat kadar hormon tiroid terlalu tinggi di dalam tubuh.
Kondisi kelebihan hormon tiroid ini dapat menimbulkan gejala jantung berdebar, tangan gemetar, dan berat badan turun drastis.
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher dan berperan sebagai penghasil hormon tiroid.
Hormon ini berfungsi untuk mengendalikan proses metabolisme, seperti mengubah makanan menjadi energi, mengatur suhu tubuh, dan mengatur denyut jantung.
dr Ira Laurentika SpPD dari RSUD Abdul Moeloek mengatakan, hipertiroid terjadi karena produksi hormon tiroid yakni triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) berlebihan.
Dikatakannya, hipertiroid paling sering disebabkan oleh graves disease.
"Graves disease 80 persen diderita oleh wanita," kata anggota PAPDI Cabang Lampung itu, Jumat (9/2/2024).
Graves disease adalah penyakit autoimun, dimana tubuh menghasilkan autoantibodi yang menyerang kelenjar tiroid. Sehingga menyebabkan kelenjar tiroid membesar dan bekerja lebih banyak.
Akibatnya, kelenjar tiroid menghasilkan lebih banyak hormon tiroid.
Selain graves disease, pembesaran nodul tiroid juga menjadi penyebab hipertiroid.
Nodul tiroid adalah benjolan di kelenjar tiroid yang sebagian besar bersifat jinak.
Hingga saat ini penyebab nodul tiroid dan graves disease tidak diketahui secara pasti.
Namun besar kemungkinan graves disease dan nodul tiroid disebabkan faktor genetik.
Ada beberapa makanan yang dianggap bersifat goitrogen atau menyebabkan benjolan di kelenjar tiroid, namun tidak terbukti secara ilmiah.
Tak hanya itu, penyakit hipertiroid juga bisa disebabkan tiroiditis, yakni peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
Selain itu, tiroiditis juga bisa disebabkan tiroiditis postpartum yakni peradangan pasca melahirkan yang bisa terjadi begitu selesai melahirkan hingga satu tahun setelah melahirkan.
Satu lagi penyebab hipertiroid yang jarang terjadi adalah terlalu berlebihan mengonsumsi yodium.
Tapi kebanyakan orang tidak sadar telah mengonsumsi yodium berlebihan. Karena yodium dikonsumsi bukan dari makanan, melainkan dari obat-obatan tertentu yang mengandung yodium.
hipertiroid memengaruhi metabolisme tubuh, reproduksi, dan jantung, sehingga akan menyebabkan gejala jantung berdebar-debar, detak jantung cepat, gemetar, dan nafsu makan meningkat namun berat badan turun drastis.
hipertiroid juga bisa menimbulkan gejala diare, kulit lebih basah karena gampang berkeringat akibat tidak tahan dengan udara panas, dan menstruasi jarang atau banyak sekali.
Hipertiroid yang disebabkan oleh graves disease bisa membuat pembesaran di bagian leher karena pembesaran kelenjar tiroid, mata menonjol yang membuat mata kelihatan seperti sedang melotot, dan rambut rontok.
hipertiroid jika dibiarkan akan menyebabkan gagal jantung.
Mata yang menonjol bisa menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan, berat badan turun, dan gangguan kesuburan.
Untuk memastikan pasien mengalami hipertiroid, dokter akan memeriksa TSHs, Free T4 atau FT4, dan jika diperlukan T3 total. "Tapi sebenarnya pemeriksaan TSHs dan FT4 saja sudah cukup," ujar Ira.
Jika TSHs rendah dan FT4 tinggi, maka dipastikan pasien mengalami hipertiroid. Namun dokter tidak bisa menentukan penyebab hipertiroid.
Penyebab hipertiroid bisa diketahui dengan pemeriksaan tambahan berupa thyroid hormone receptor antibody (TRAb) untuk graves disease.
Untuk nodul tiroid dan tiroiditis dengan pemeriksaan USG. Tapi untuk nodul tiroid juga bisa dengan pemeriksaan skintigrafi tiroid.
Bisa Sembuh
Jika sudah diketahui penyebab hipertiroid, maka dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan penyebabnya.
Hipertiroid yang disebabkan oleh penyakit tiroiditis akan diberikan pengobatan berupa obat-obatan yang diminum selama 2-3 minggu atau hingga 1-2 bulan.
"Sebab, tiroiditis biasanya bersifat sementara dan sangat memungkinkan untuk sembuh," ucap Ira.
Berbeda dengan hipertiroid yang disebabkan grave disease, yang harus minum obat rutin selama 18 bulan hingga 2 tahun dengan dosis yang disesuaikan dengan kondisi penyakitnya.
Untuk memastikan kondisi hipertiroidnya, pasien wajib rutin kontrol ke dokter. Jika hingga 2 tahun atau hingga batas waktu yang ditentukan oleh dokter kondisi hipertiroid tidak ada perubahan, dokter akan mengambil langkah operasi atau radio active iodine (RAI).
Operasi atau RAI juga bisa dilakukan jika pasien tidak mau minum obat-obatan selama 18 bulan hingga 2 tahun, Pasien yang hipertiroidnya disebabkan oleh nodul tiroid juga akan dilakukan operasi atau RAI.
Ira menjelaskan, operasi yang dimaksud adalah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Sementara RAI adalah teknologi nuklir yang bisa menghancurkan kelenjar tiroid.
Namun setelah melakukan operasi dan RAI, pasien akan kehilangan kelenjar tiroid. Artinya, pasien tidak lagi memiliki hormon tiroid dalam tubuh. Padahal hormon tiroid dalam jumlah normal dibutuhkan oleh tubuh.
Untuk itu, pasien harus rutin minum hormon pengganti hormon tiroid seumur hidup. "Hormon yang diminum sama seperti hormon tiroid yang dihasilkan oleh tubuh," ujar Ira.
(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)