"Bismillah ikhlas atas hukuman jika terbukti benar Yudha Arfandi membunuh Dante. Namun sampai ada keputusan, ketuk palu atas semu abukti lebih lanjut dan apapun itu atas tuduhan dimaksud, mohon tetap tenang. Biarkan yang berwenang bekerja sebagaimana mestinya," pungkas Inis.
Sosok wanita kedua yang membela tersangka kasus dugaan pembunuhan Dante adalah Mutia Rahmadani.
Sama dengan Inis, Mutia adalah adik kandung Yudha Arfandi.
Melalui laman Instagram-nya, Mutia aktif menyuarakan pembelaannya terhadap sang kakak.
"Kami keluarga juga tahu bagaimana sakitnya kehilangan seorang anak. Banyak yang bilang soal rekaman CCTV. Kalian berhak berasumsi atas kejadian yang menimpa abang saya. Selayaknya keluarga yagn di mana kami sudah tumbuh besar bersama, kami keluarga dan orang terdekat yang menjadi tersangka paling tahu bagaimana beliau," imbuh Mutia.
Dalam unggahannya itu, Mutia membantah keluarganya adalah orang berpengaruh di negeri ini.
Karenanya, Mutia meminta iba dari khalayak agar tidak menghakimi Yudha Arfandi dalam kasus kematian Dante.
Lagipula diakui Mutia, keluarganya sudah karib dengan almarhum Dante.
Selanjutnya adalah adik kandung ketiga Yudha Arfandi yang turut jadi sorotan.
Adalah Savira Ramadhani, adik Yudha Arfandi yang vokal membela sang kakak.
Savira adalah sosok yang pertama kali membongkar rekaman video saat Yudha Arfandi mengajari almarhum Dante berenang.
Lewat video itu, Savira bak ingin mengatakan bahwa kakaknya dekat dengan Dante dan tak mungkin berniat membunuhnya.
"Abang saya memilih diam dan menerima semuanya, jangankan untuk membela diri, untuk didengarkan pun abang saya tidak diberi kesempatan. Kami sekeluarga selama ini diam dan mematuhi aturan dan menghargai proses yang berjalan. Kami pun tidak ingin mencari panggung atau apapun dari kasus ini karena kami sadar kami bukan dari keluarga terkenal," kata Savira.
Meski begitu, Savira tak menampik jika ada unsur kelalaian di diri sang kakak di balik kematian Dante.
"Abang saya mungkin lalai tapi abang saya bukan seorang pembunuh. Dia juga memiliki seorang putri yang kebetulan sudah sangat dekat dengan almarhum. Kami sekeluarga sangat sedih abang saya diperlakukan seperti ini. Tapi kami percaya Allah Maha Tahu semuanya," sambung Savira.