Teror Harimau di Lampung Barat

Penanganan Konflik Harimau di Lampung Barat Berlanjut, Pemkab Akan Salurkan Bantuan ke Masyarakat

Penulis: Bobby Zoel Saputra
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim dari Taman Safari saat berkunjung ke Polres Lampung Barat.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Barat - Upaya penangkapan harimau yang sudah sebulan meneror warga Kecamatan Suoh dan BNS Lampung Barat, Lampung belum juga membuahkan hasil.

Kini, harimau tersebut malah kembali menyerang seorang warga Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat bernama Samanan setelah sebelumnya telah memangsa dua warga.

Melihat situasi konflik harimau dan manusia yang mulai genting, akhirnya Pemkab Lampung Barat meneghadirkan Tim Konflik Satwa Liar Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Lampung.

Tim tersebut bekerja sama langsung dengan tim dari Taman Safari Bogor untuk membantu penangkapan harimau menggunakan tembak bius.

Menurut keterangan yang disampaikan SKW Wilayah III Lampung Balai BKSDA Bengkulu, Irhamnuddin, ia mengatakan pihaknya akan melakukan penangkapan sesuai prosedur.

"Kita bekerja berdasarkan undang-undang. Ini kan kesatuan harimau sumatera dilindungi berdasarkan UU nomor 5 tahun 1990,” ujarnya, Kamis (14/3/2024).

“Kemudian turunannya adalah peraturan dari kementrian LHK nomor 106 tahun 2018 yang dipedomi adalah kita harus memperhatikan terkait dengan satwanya," tambahnya.

Selain upaya penangkapan menggunakan jebakan, dalam penangkapan harimau itu akan diterjunkan juga sniper atau penembak menggunakan tembak bius.

"Sebelumnya nanti akan ada dokter hewannya yang berkewenangan untuk melakukan perhitungan kadar dosis,” jelasnya.

“Kemudian dokter hewan tersebut memerintahkan kepada sniper atau penembak bius untuk mengeksekusi," tambahnya.

Penangkapan harimau yang telah menimbullkan dua korban meninggal dunia dan satu korban luka berat itu diupayakan berjalan secepatnya. 

Namun untuk rentan waktunya belum bisa dipastikan. Karena dalam upaya itu sendiri mesti ada tahapan observasi yang harus dilalui.

"Mudah-mudahan dengan hal ini dapat teratasi. Diharapkan kerja sama berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat,” sebutnya.

Untuk itu, masyarakat diminta agar mensterilisasi zona harimau atau tidak pergi berkebun dahulu selama misi penangkapan.

Kendati demikian, banyak juga masyarakat yang mengeluh karena jika tidak pergi berkebun mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Mengatasi hal itu, sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab ke masyarakat, pemerintah akan memberikan sejumlah bantuan untuk masyarakat Suoh dan BNS yang terdampak.

Pj Bupati Lampung Barat Nukman mengatakan, bantuan tersebut bisa berupa bahan pokok makanan atau bantuan langsung tunai yang anggarannya berasal dari Dana Desa.

"Masyarakat kita minta untuk tidak dulu berkebun dan harus waspada, sementara masyarakat penghasilannya dari berkebun,” ucapnya.

“Maka dari itu kita bantu masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab kami dari pemerintah daerah," tutupnya.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Bobby Zoel Saputra) 

Berita Terkini