Selain itu, Rio mengungkapkan anak-anak turut menjadi korban hingga mengalami trauma bertemu dengan laki-laki.
"Perlu kami jelaskan bahwa kemarin anggota kami sudah sampai di TKP pukul 13.30."
"Namun kami baru bisa masuk pada pukul 14.00, karena kami menunggu penyidik. Kami juga menjaga traumatik dari anak-anak korban, karena informasi yang kami dapat dari lingkungan sekitar dan ART bahwa anak-anak korban sangat takut ketemu sama laki-laki," jelas Rio.
Polisi menduga hal tersebut disebabkan karena adanya penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang di depan anak-anak.
Motif pelaku melakukan penganiyaan juga turut diungkap oleh polisi.
Berdasarkan pemeriksaan, Armor mengaku pemicunya karena sempat ketahuan menonton video biru oleh Cut Intan.
"Untuk motifnya sesuai dengan hasil pemeriksaan tersangka, mohon maaf saya sampaikan bahwa tersangka ketahuan menonton video porno," ucap Rio.
Namun disinggung soal motif KDRT menurut korban, polisi belum bisa memberikan informasi lebih lanjut.
"Kami belum menggali pemeriksaan dari korban, karena kemarin faktor psikologi nya masih trauma, sehingga kami berinisiatif menghentikan dulu sementara," jelas Rio.
Armor juga sempat diduga hendak melarikan diri ke Surabaya dan dibantu oleh teman-temannya, terkait hal itu polisi masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Teman-temannya masih kami periksa sebagai saksi, apabila teman-temannya ikut terlibat dalam kasus ini, maka akan kami jadikan tersangka juga."
Sementara berdasarkan hasil visum, pihak polisi juga memaparkan adanya luka cakar di punggung dan benjol di kepala.
"Dari hasil visum yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit Cibinong, bahwa ada luka cakar di punggung, lalu ada benjolan di kepala," tutup Rio.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com