Tribun Lampung, Lampung Selatan – Di satu rumah sederhana di Desa Merak Batin, Lampung Selatan, Meria (42) merajut harapan satu demi satu melalui seutas benang yang ia sulam dengan penuh ketelatenan.
Lewat sulam usus warisan budaya khas Lampung, Meria bukan hanya menjaga tradisi, tapi juga membuka peluang bagi puluhan perempuan yang ada di sekitarnya.
“Awalnya saya cuma belajar otodidak dari ibu. Dulu beliau penyulam Tapis. Saya hanya ingin coba, lama-lama malah jadi usaha,” cerita Meria saat ditemui beberapa waktu lalu.
Dari modal kecil Rp100-200 ribu yang ia kumpulkan untuk membeli kain, Meria kini berhasil menciptakan Meria Gallery brand lokal yang memasarkan produk-produk sulam ke berbagai daerah.
Namun bagi Meria, kesuksesan bukan soal omzet semata.
“Saya ingin tradisi ini nggak punah. Kita punya kekayaan budaya luar biasa, sayang kalau dilupakan," ucapnya.
Dia berharap pemerintah daerah dapat mengandeng pelaku UMKM Sulam Usus untuk menghidupkan kearifan lokal.
"Harapannya budaya bertapis bisa dipakai dalam suatu momen di pemerintahan sehingga peminatnya makin meningkat dan kearifan lokal dan budaya terus terjaga," pungkasnya.
( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama )